Fajar Alfian mengaku tidak menerapkan strategi khusus kala menghadapi pasangan Negeri Jiran itu. Namun, pasangan peraih medali perak Asian Games 2018 ini enggan lengah dan membuka celah bagi lawan untuk melepaskan serangan.
"Sebenarnya strategi kami sama saja dengan sebelumnya. Tapi kondisi lapangan dan shuttlecock di sini kan beda dengan di Istora. Tadi agak ramai di game kedua karena lawan belum terlalu in di game pertama. Lawan lebih berani bermain bertahan di game kedua," kata Fajar.
Meski berhasil memetik kemenangan perdananya, namun faktor fisik dan stamina Fajar/Rian cukup menjadi perhatian pada penampilannya di Jepang Open 2018 BWF World Tour Super 750 ini. Apalagi Fajar/Rian hanya memiliki waktu persiapan yang terbilang singkat pasca gelaran Asian Games 2018, kemarin.
"Memang kondisi tenaga kami belum balik seratus persen. Tapi kami atur saja bagaimana caranya supaya stamina dan kondisi badannya terjaga terus. Kami sering latihan fisik di gym hotel, push up dan sebagainya," tuturnya.
Sementara itu, Muhammad Rian Ardianto mengatakan bila dirinya harus tampil lebih sabar lagi jelang melakoni laga-laga selanjutnya. "Di sini kami harus lebih sabar, karena kondisi ini mengharuskan kami untuk tidak boleh buru-buru mematikan lawan. Tidak bisa sekali dua kali serang, lawan langsung 'mati'. Pokoknya ngatur lawan dulu," jelas Rian.
Besok (13/9), Fajar/Rian akan berhadapan dengan peraih medali perunggu Asian Games 2018 asal Taiwan, Lee Yang/Lee Jhe-Huei. "Mereka unggul di power. Strategi kami untuk besok kurang lebih sama. Siapkan pertahanan, dan jangan buru-buru menyerang," jawabnya.
Di sisi lain, pasangan ganda putra Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi terpaksa terhenti di babak pertama setelah kalah dari ganda Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, lewat dua game langsung 13-21 dan 11-21.