"Sebetulnya di game terakhir itu lawan juga sudah habis tenaganya, tapi mereka lebih bisa mengontrol, mereka mainnya safe, tidak buru-buru untuk menyerang. Sebaliknya kami terlalu ingin menyerang, terburu-buru, malah kami disetir lawan, harusnya main safe aja kuat-kuatan juga," ungkap Fajar.
Pada pertandingan yang berlangsung sengit hingga berdurasi 62 menit ini, penampilan Fajar/Rian dibuat tidak berkembang di tangan pasangan unggulan kedua Jepang Open 2018. Li/Liu berhasil mengambil alih kendali permainan dan tidak memberikan kesempatan bagi ganda putra Indonesia menerapkan pola terbaiknya.
Alhasil, tiket semifinal pun jatuh ketangan pasangan Tiongkok itu. Bukan cuma Fajar, Muhammad Rian Ardianto pun turut menyesali kekalahan yang didapatnya sore tadi.
"Di game pertama memang sayang, harusnya tidak lepas, karena kami sudah unggul. Di game ketiga, betul kata Fajar, karena buru-buru menyerang, harusnya ditahan dulu pukulannya. Kami memang harus evaluasi soal poin-poin kritis," kata Rian Ardianto.
Dengan kegagalan ini, baik Fajar maupun Rian mengaku belum puas dengan penampilan mereka di kejuaraan Jepang Open 2018 BWF World Tour Super 750. Meski demikian, peraih medali perak Asian Games 2018 ini akan kembali fokus dan menjaga kondisi jelang perhelatan China Open 2018 yang baru akan dimulai pekan depan. "Nggak puas dengan hasil di turnamen ini. Kami harus banyak belajar lagi, latihannya harus lebih keras lagi," tandasnya.
Sementara itu, Indonesia menyisakan dua wakilnya ke partai semifinal Jepang Open 2018 BWF World Tour Super 750. Selain ganda putra terbaik dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, ada Greysia Polii/Apriyani Rahayu dari sektor ganda putri, yang juga akan berjuang di babak empat besar.