Desember 2019 menjadi terakhir kalinya Marin menduduki podium juara. Itu pun di turnamen level International Challenge. Sepanjang musim 2020, sebetulnya Marin tercatat tiga kali melangkah ke final. Sayangnya, di selalu finis di posisi kedua alias runner up. Kali ini dia sudah kembali mencicipi manisnya gelar juara.
“Pertama, saya ingin menikmati setiap poin dan saya melakukannya (di pertandingan), jadi saya merasa sangat bahagia atas gelar ini. Itu adalah tekad saya. Saya ingin terus melakukannya selama beberapa minggu ke depan. Saya ingin menunjukkan padanya (Tai Tzu Ying) bahwa saya ingin menang sejak awal,” kata Carolina Marin dalam wawancara bersama Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada BWF dan Thailand. Terima kasih kepada mereka karena kami dapat mulai memainkan turnamen di masa sulit (pandemi) seperti ini. Saya merasa sangat senang karena saya mengalami tahun yang sulit tahun lalu. Tapi saya pulih dengan baik dan pikiran saya harus memutuskan apa yang saya inginkan untuk masa depan, apakah itu Olimpiade atau Kejuaraan Dunia,” sambungnya menambahkan.
Sementara itu, kekecewaan mendalam menyelimuti Tzu Ying. Tunggal putri nomor satu dunia itu mengaku tidak bisa mengeluarkan permainan terbaiknya seperti yang dia harapkan. “Saya tidak nyaman hari ini. Sangat disayangkan saya tidak bisa tampil seperti yang saya harapkan. Kondisi tubuh saya hari ini tidak bagus, jadi saya tidak bisa mengimbangi kecepatan Marin,” tutur Tzu Ying.
“Marin selalu (bermain) cepat dan agresif. Itulah gaya permainannya. Hari ini dia memberi banyak tekanan pada saya,” lanjutnya.