“Dia (Kamura) selalu agresif dalam situasi apapun. Dia selalu memastikan untuk melepaskan serangan dan saya siap untuk menutupnya. Jadi agresifitasnya itu mampu memungkinkan saya untuk memainkannya,” ungkap Keigo Sonoda dalam wawancara bersama Olympic Channel.
Kamura/Sonoda diketahui sudah berduet selama lebih dari satu dekade. Selama itu pula mereka belajar bahwa hal-hal yang berlawanan terkadang memang menarik. Terlepas dari kepribadian mereka yang sedikit berbeda, keduanya bahkan sudah berhasil mengoleksi satu medali perak (2018) dan satu medali perunggu (2017) di Kejuaraan Dunia.
“Saya tipikal yang vokal. Saya selalu mengatakan dengan lantang apa yang menurut saya harus kita lakukan. Tapi Sonoda tidak terlalu banyak bicara. Dia hanya menjalankan pekerjaan dan tugasnya (di lapangan),” kata Takeshi Kamura.
“Faktanya, saya masih belum tahu betul seperti apa dia sebagai pribadi (di luar lapangan). Bahkan ketika saya pikir saya telah menemukannya, dia justru melakukan sesuatu yang tidak terduga. Jadi dia tetap jadi mesteri buat saya,” sambungnya menambahkan.
Saat ini, Kamura/Sonoda adalah ganda putra nomor empat dunia dan mereka berada di jalur untuk lolos kualifikasi ke Olimpiade perdananya. Dalam peringkat Race to Tokyo, Kamura/Sonoda menempati ranking kelima. Kamura/Sonoda punya kesempatan untuk membuat sejarah di rumah sendiri. Mereka bertekad untuk mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya di Olimpiade Tokyo 2020 yang akan digelar tahun depan.