Meski berhadapan dengan seniornya yang lebih diunggulkan untuk memenangi pertandingan, namun pada duel yang berlangsung selama 61 menit itu, Eipe/Kjaer tidak sedikitpun terlihat tertekan. Mereka justru bermain lebih berani dan mendominasi permainan di depan net.
“Selalu agak aneh untuk memainkan pemain yang kami latih setiap hari. Tapi kami tahu bahwa ada bagian tertentu dari permainan di mana mereka sangat bagus, dan kami tidak akan bisa mengalahkan mereka. Anders di belakang dan Kim mengontrol di depan. Kami mencoba membuat beberapa perubahan pada pukulan pertama dalam servis dan menerima untuk mengeluarkan mereka dari zona nyaman,” jelas Rasmus Kjaer mengutip dari situs resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), bwfbadminton.com.
“Kami pasti menghormati mereka, kami tahu apa yang mereka mampu, tapi kami juga tahu level kami, dan kami tahu jika kami memainkan yang terbaik, mereka harus bagus untuk mengalahkan kami. Jika mereka dalam kondisi terbaiknya, kami tidak akan bisa mengalahkan mereka. Kami tidak bisa mengontrolnya, kami hanya bisa mengontrol diri sendiri. Kami mendekati level terbaik kami hari ini, itulah yang kami banggakan,” sambungnya.
“Kami tidak berharap untuk mengalahkan mereka, tetapi kami berharap untuk melangkah maju. Kami berlatih bersama mereka setiap hari, dan kami belum pernah mengalahkan mereka sekali. Sangat menyenangkan melakukannya di sini,” sambar Joel Eipe menambahkan.
Sementara itu, Anders Skaarup Rasmussen mengaku kecewa atas kekalahan ini. Sebab, ganda putra unggulan keempat itu merasa tidak sedang dalam performa terbaiknya.
“Saya pikir itu cukup jelas bahwa kami bermain di bawah level normal kami. Bagaimana dan mengapa mungkin pertanyaan terbaik. Tidak banyak yang berhasil bagi kami hari ini, rasa frustrasi terus bertambah. Memenangkan game kedua tidak memberi kami sebanyak yang diharapkan. Kami masih gugup, kami tidak bisa melakukan tiga reli bagus berturut-turut. Itu sangat merugikan kami,” ungkap Rasmussen.