Tepatnya di perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 dan babak perempat final Malaysia Open 2022. Kala itu, Ahsan/Hendra sama-sama menderita kekalahan rubber game 21-17, 17-21, 14-21 dan 13-21, 22-20, 19-21.
Ahsan/Hendra pun tidak mau memandang remeh calon lawannya di final itu. Mereka akan mewaspadai kekuatan Aaron/Soh yang mempunyai pertahanan yang cukup kuat.
"Besok harus siap diri sendiri dulu dan tetap fokus. Tidak akan mudah melawan mereka di partai final," kata Hendra, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Aaron/Soh mempunyai defense yang kuat dan kondisi bola di sini pun lambat jadi kami harus lebih sabar. Tidak bisa sekali-dua kali pukulan atau serangan bisa mematikan lawan. Nanti malam saya dengan Ahsan akan berdiskusi untuk menentukan strategi sementara dengan pelatih baru besok menjelang pertandingan," Hendra, menambahkan.
Menuju gelar juara dunia keempat dengan 100% kemenangan bagi Ahsan/Hendra dan gelar kelima bagi Hendra (Hendra juara dunia satu kali bersama Markis Kido pada 2007) adalah hal yang luar biasa. Hendra tak menyangka sama sekali bisa kembali ke final pada 2022 ini, Hendra memang tidak menyangka sama sekali. "Saya tidak menyangka bisa ke final. Tidak mudah juga perjalanannya tapi mungkin motivasi kami di sini lebih dari biasanya," kata Hendra.
"Setiap malam saya membayangkan dan menyiapkan apa yang akan terjadi di lapangan, kalau begini harus bagaimana, kalau begitu harus bagaimana. Sesuatu yang jarang saya lakukan di turnamen-turnamen biasa. Jadi fokus saya cukup terjaga. Walau Kejuaraan Dunia istilahnya ada setiap tahun tapi ini selalu bergengsi," demikian Hendra.