"Hasil ini tentu kurang memuaskan. Permainan kami di gim pertama terasa monoton dan tak ada variasinya, cuma main lurus-lurus, kami tidak berani mengadu. Seharusnya disilang-silang atau dibelokin biar lawan tidak nyaman," ujar Rehan kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Saya kecewa dengan kekalahan ini. Gim pertama, permainan kami tidak jalan. Kami juga kalah dari permainan servis. Servis lawan selalu tipis dan susah diantisipasi," Lisa, menambahkan.
Lebih lanjut Rehan menyatakan, di gim kedua, setelah sempat tertinggal ketinggalan 11-17, mereka mampu mengejar hingga hanya selisih satu poin pada kedudukan 16-17. Namun, berulang kali dilakukan pasangan "Merah Putih" melakukan kesalahan sendiri. "Di poin-poin tua itu kami malah kehilangan momentum. Sering salah sendiri dan membuat kami jadi tidak yakin. Padahal di poin-poin tua, seharusnya kami bisa lebih yakin, tetapi malah kehilangan fokus," tutur Rehan.
"Seharusnya kami bisa lebih tenang dan yakin. Tetapi, buangan bolanya malah banyak salah. Selain itu sering tanggung yang bisa dimanfaatkan lawan," tambahnya.
Di gim kedua, menurut Lisa, mereka sempat berhasil mengembangkan permainan dan memberikan perlawanan terhadap pasangan berperingkat dua dunia itu. Namun, keduanya justru kehilangan fokus jelang pengujung gim sehingga kembali kesulitan untuk mengimbangi perlawanan Watanabe/Higashino. "Ada momen yang membuat kami tidak bisa mengejar lagi. Kami dua kali mati sendiri, setelah itu kami kehilangan fokus dan susah untuk mengejar angka lawan," jelasnya.
"Harus diakui, kualitas lawan memang begitu bagus. Maklum, mereka pasangan yang menduduki ranking top empat dunia. Keterampilan dan teknik pukulan Yuta demikian komplet. Sementara Arisa juga bisa menutup permainan depannya," demikian Lisa.