"Sebenarnya di awal gim pertama kami sudah menerapkan pola permainan yang tepat. Tidak banyak mengangkat bola. Tapi setelah interval secara tidak sadar saya malah mengubah pola dengan banyak angkat bola, mereka jadi mendapat serangan dan kepercayaan dirinya mulai naik," jelas Zaidan di Palacio de Deportes de Santander, Spanyol, tempat berlangsungnya pertandingan, Jumat (28/10), melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Mereka, kan, power-nya besar jadi ketika kami banyak angkat bola mereka lebih enak mainnya. Ketika percaya diri lawan naik, kami malah tidak berani melawan," tambah Felisha.
Pada gim kedua, Zaidan/Felisha makin tertekan. Mereka "lambat panas"dengan tertinggal 0-6, sempat mengejar dan menipiskan skor akhirnya Zaidan/Felisha menyerah dengan skor 18-21. "Di gim kedua start kami terlambat, langsung tertinggal 0-6. Walau sempat mengejar tapi tekanan belum lepas sepenuhnya," kaat Zaidan.
"Hari ini kami memang mau menampilkan yang terbaik tapi di lapangan apa yang dilatih tidak bisa keluar semua. Kami masih banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Ada tegang juga jadi tidak maksimal," tutur Felisha.
Zaidan/Felisha mengaku tidak puas dengan hasil yang mereka dapat. Faktor mental menurut mereka adalah hal yang harus ditingkatkan. "Kecewa pastinya tapi inilah hasil yang harus diterima. Kami masih ada kesempatan tahun depan, kalau ada kesempatan kami mau coba lagi untuk kasih emas untuk Indonesia," ungkap Felisha.
"Nanti pasti ada evaluasi dari pelatih, tapi pulang dari sini kami mau latihan lebih keras lagi dan tingkatkan mental," demikian Felisha.