Jauh-jauh hari sebelum turnamen berlevel BWF World Tour Super 500 ini bergulir, An sudah menjadi salah satu pemain tuan rumah yang kiprahnya dinanti khalayak Korea Selatan. Tak sedikit di antara mereka yang menilai An berpeluang menjadi juara. Pemain berumur 20 tahun ini juga dianggap selaku penerima tongkat estafet prestasi Sung Jihyun --pemain favorit An--.
Meski memiliki rekam jejak suram di Korea Open 2019, pada tahun yang sama An meraup sukses besar dengan menjuarai Korea Masters. Sejumlah pemain unggulan berhasil disingkirkan An, seperti Aya Ohori, Wang Zhi Yi, Akane Yamaguchi, dan Sung Jihyun.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), melalui lamannya menyebutkan, An mengalami perubahan drastis sejak bertanding dengan para pemain senior dunia. Dalam beberapa bulan terakhir, An menjadi salah satu pemain andalan Korea Selatan di berbagai gelanggang internasional.
Pada tahun 2021, An mencetak hat-trick di Nusa Dua, Bali, menjadi kampiun tiga turnamen di Indonesia Badminton Festival. Kemudian, pemain kelahiran Gwangju ini menembus babak empat besar German Open 2022 dan final All England 2022.
Namun, An belum puas dengan pencapaiannya selama beberapa bulan terakhir. Pemain berperingkat empat dunia ini merasa masih perlu mengasah diri guna menajamkan permainan menyerang. "Kekurangan saya, jelas, pada sisi menyerang. Semestinya saya berlatih lebih keras pada awal tahun ini," katanya kepada BWF.
"Tapi di sisi lain, pandemi ini cukup menyulitkan kami dalam berlatih selama Januari-Februari. Banyak kasus positif (di pusat pelatihan), jadi banyak sekali batasan-batasan," An, menambahkan.
Di All England 2022, muncul rasa kecewa usai menang straight games atas Kirsty Gilmour di babak 16 besar. An juga kurang yakin bahkan terganggu dengan kualitas pukulan-pukulannya sendiri. "Walau saya menang, tapi saya kecewa dengan performa secara kesuluruhan. Padahal, bisa lebih baik," katanya. "Menang, oke. Namun, ketika sudah berlatih keras, saat bertanding, saya harus dapat memanfaatkan setiap momen yang ada. Terlebih, Asian Games sudah dekat," katanya.
An melanjutkan performa terbaiknya di turnamen tertua di dunia itu dengan kemenangan atas Tai Tzu Ying. Bahkan, menurut BWF, hanya Akane Yamaguchi dan Chen Yufei yang mampu menandingi "si anak ajaib" ini di All England 2022. "Bermain dengan penonton di tribune memerhatikan setiap gerak saya, adalah hal yang sangat menyenangkan dan seru," tanggapnya.
"Saya telah lima tahun bersama tim nasional. Saya akan terus berlatih keras dan menunjukkan performa terbaik di lapangan. Mencapai hasil maksimal dan peringkat pemain yang baik merupakan hasil dari kerja keras selama ini," jelas An.
Akankah dunia melihat An Seyoung "baru" di tahun 2022? "Saya akan meningkatkan kemampuan guna menghadapi setiap pertandingan, dengan harapan dunia dapat melihat sisi lain saya," jawabnya.