"Kami sudah menyiapkan pola permainan yang akan kami terapkan terutama di gim pertama dan bisa berjalan dengan baik. Di gim kedua posisi kami kalah angin, mainnya jadi kurang tenang dan terburu-buru," jelas Fadia kepada tim Humas dn Media PP PBSI, seusai pertandingan yang berlangsung di Kumamoto Prefectural Gymnasium, Kumamoto, Jepang, Selasa (12/11).
"Di gim ketiga kami merasa kami bisa mengimbangi tapi kami kalah dari sisi fokusnya. Mereka sudah pasangan lama jadi sudah klop, sementara kami masih banyak missed-nya," Fadia, menambahkan.
Sementara, Lanny menilai, unggulan ketiga itu mendominasi permainan sepanjang gim penentu. Pasangan yang baru saja keluar sebagai juara Indonesia International Challenge 2024 di Surabaya itu tak mampu membendung tekanan Matsuyama/Shida. "Kami terus tertekan di gim ketiga jadi pengembalian kami banyak mengambang," katanya.
"Masih banyak yang harus kami perbaiki, kami maunya bisa bersaing di top level ganda putri. Lawan Shida/Matsuyama juga jadi tes kemmapuan kami sudah ada di mana. Ini pelajaran penting buat kami," Fadia, menimpali komentar pasangannya.
Di sisi lain, Lanny mengaku memetik pelajaran penting dari partner barunya tersebut. "Semalam saya ada nonton video lawan, Teteh Fadia ada kasih pemahaman pola permainannya. Selebihnya, dia selalu menyemangati saya untuk berjuang maksimal," pungkasnya.