"Saya akui saya tidak bermain maksimal hari ini," tanggap pemain yang akrab disapa Jorji ini, kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Bahkan, boleh dikatakan permainannya buruk. Saya tidak bisa keluar dari tekanan," Jorji, menambahkan.
Target untuk mencapai hasil terbaik di turnamen level BWF World Tour Super 500 ini, justru diakui Jorji menjadi sebuah tekanan. "Jujur, saya tidak bisa tidur semalam. Mungkin karena saya berpikir ini penting buat saya, kan, saya punya target di sini jadi itu buat saya tidak nyaman," ungkapnya.
"Pikiran saya berat sehingga berpengaruh kepada performa di lapangan termasuk secara fisik yang menurun. Saya tidak bisa mengatasi tekanan itu," jelas atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah ini.
Perlawanan Jorji pada gim pembuka, khususnya jelang pengujung gim, terbilang cukup merepotkan Yamaguchi. Bahkan, seperti dilaporkan Antara, Jorji sempat menempel perolehan poin pada 17-18. Namun, Yamaguchi mengubah tempo permainan dan menutup gim pertama dengan skor 21-17 dalam tempo 19 menit.
Namun, penampilan Jorji pada gim kedua sangat bertolak belakang dengan gim pembuka. Sementara, Yamaguchi tampil mendominasi sejak awal gim kedua. Bahkan selisih angka terpaut terlalu jauh saat interval, yaitu dengan skor 2-11 untuk keunggulan Yamaguchi. Pertandingan pun rampung dengan dua gim setelah Yamaguchi menang 21-7.
"Final ini sudah saya tunggu dari lama, jadi saya menyesal tidak coba untuk rileks," kata Jorji.
"Harusnya saya bisa menampilkan yang lebih baik dari ini. Saya minta maaf kepada pelatih dan semua orang yang sudah menunggu partai final tadi. Ini jadi pembelajaran besar untuk ke depan, kalau ada final-final besar lagi saya sudah tahu harus melakukan apa," pungkasnya.