Rehan/Lisa mengatakan, mereka sebenarnya mempunyai momentum untuk merebut gim kedua. Namun, keputusan hakim garis yang merugikan mereka membuat pasangan Indonesia itu hilang fokus dan terbawa emosi di sisa pertandingan.
"Tadi sebenarnya di gim kedua saat unggul 15-14, pukulan lawan jatuh di luar garis. Tapi dinyatakan masuk hakim garis. Karena kami bermain di lapangan empat, kami tidak bisa meminta challenge (kesempatan pemain untuk mengoreksi keputusan wasit atau hakim garis)," ungkap Rehan, seperti dilaporkan Antara.
"Padahal saat itu performa kami sedang naik dan makin percaya diri dan lawan lagi turun. Namun, karena keputusan itu, konsentrasi kami terganggu, tidak bisa bermain tenang dan sebaliknya lawan bisa bangkit," tambahnya.
Lisa sepakat dengan Rehan. Ia juga mengaku ikut tersulut emosi karena satu keputusan penting itu. Namun, menurutnya, keputusan apa pun dari wasit maupun hakim garis seharusnya tidak dibawa hati apalagi sampai mengganggu konsentrasi dan permainan. "Tadi saya juga ikut terpengaruh dan sedikit emosi. Bisa kami lihat, pukulan lawan itu keluar. Apalagi saat itu kami sedang mengejar (poin) dan sudah bisa bermain nyaman. Namun karena keputusan wasit itu, konsentrasi juga terganggu," kata Lisa.
"Tetapi, apapun keputusan wasit harus dihormati," pungkasnya.