Pemain berjuluk Super Dan tercatat sukses mengoleksi dua medali emas di ajang Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Bukan cuma itu, Lin Dan juga mampu meraih lima gelar Juara Dunia pada 2006, 2007, 2009, 2011 dan 2013. Selain itu, pebulutangkis yang memutuskan pensiun pada Juli lalu itu juga sukses mengoleksi lima medali emas Asian Games dan empat gelar juara di ajang Kejuaraan Asia.
Sementara di kejuaraan beregu, bersama Tiongkok, Lin Dan berhasil membawa timnya menjuarai lima Piala Sudirman dan enam kali juara Piala Thomas. Sejumlah rangkaian prestasi itulah yang kemudian mengispirasi Momota untuk menjadi tunggal putra terhebat di jagat raya.
“Ketika masih kecil, saya tahu saya ingin menjadi bintang seperti Lin Dan. Saya memutuskan berlatih lebih keras. Saya ingin menjadi pemain yang dikagumi sebagaimana Lin Dan, dan ingin terus bekerja keras,” ungkap Kento Momota dilansir BolaSport.com dari The Star.
Meski mengidolakan Lin Dan, Momota terbukti berhasil mencuri empat kemenangan dari total lima pertemuan dengan mantan tunggal putra nomor satu dunia itu. Pada bentrok pertama mereka di babak perempat final All England 2015, Momota harus menelan kekalahan dua game langsung dengan skor 18-21 dan 19-21.
“Dia bermain sangat impresif dan membuat saya takut. Ketimbang ingin menang, saya lebih merasakan kekaguman,” katanya.
Tapi setelah itu, pada ajang Japan Open 2018 BWF World Tour Super 750, Fuzhou China Open 2018 BWF World Tour Super 750, Hong Kong Open 2018 BWF World Tour Super 500 dan China Open 2019 BWF World Tour Super 1000, Momota selalu memetik kemenangan atas Lin Dan.
