"Saya mengambil keputusan ini karena rasanya saya telah mencapai batas fisik dan mental saya dalam mencoba kembali menjadi yang terbaik di dunia," kata pemain berperingkat 52 dunia itu, dikutip dari AFP, Kamis (18/4).
Momota pernah menjadi raja bulu tangkis yang tak terbantahkan dengan memenangkan 11 gelar pada 2019 dan hanya kalah enam kali dari 73 pertandingan yang ia mainkan pada tahun tersebut.
Namun, hidupnya berubah pada Januari 2020 ketika kendaraan yang membawanya ke bandara di Kuala Lumpur, Malaysia, mengalami kecelakaan beberapa jam setelah ia memenangkan Malaysia Masters. Sang pengemudi tewas, sementara Momota membutuhkan operasi untuk memperbaiki rongga matanya yang retak.
Ia menderita penglihatan ganda dan berjuang untuk mendapatkan kembali performa sebelumnya ketika ia berupaya kembali berkompetisi setelah satu tahun absen.
Momota kalah di babak pembuka Olimpiade Tokyo 2021 dan selalu kandas di babak-bawak awal pada empat dari lima turnamen bulu tangkis pertama yang ia ikuti pada tahun berikutnya.
Lantaran cedera, peringkat peringkat dunianya pun anjlok ketika karier mantan rivalnya, Viktor Axelsen, justru kian melejit dan menjadi tunggal putra top bulu tangkis sejagat.
Momota, yang pernah terlibat skandal perjudian pada awal kariernya, mengakhiri puasa gelar selama dua tahun ketika ia memenangkan Korea Masters 2023 pada November lalu.
Momota menargetkan dapat menembus Paris 2024. Namun, peringkat nasionalnya tidak cukup baik untuk memberinya tempat di tim Jepang. Ia juga pernah dilarang mengikuti seleksi Olimpiade Rio 2016 karena berjudi di kasino ilegal.