Keduanya keluar sebagai juara setelah di final tadi, Minggu (6/8) mampu menundukkan pasangan Australia, Sawan Serasinghe/Setyana Mapasa dengan skor 21-19 dan 21-14.
Ini adalah gelar pertama bagi Ronald/Annisa, tampil tak diunggulkan dan harus merangkak dari babak kualifikasi, Ronald/Annisa membuktikan bahwa mereka layak merebut titel juara.
“Kami bersyukur bisa meraih gelar juara, apalagi kami baru berpasangan. Strateginya masih sama dengan pertandingan sebelumnya, dari awal kami bermain menyerang,” ujar Ronald seperti dilansir website PBSI.
“Waktu pertengahan game pertama kami agak hilang fokusnya, lalu kami bisa membalikkan keadaan dan menang. Di game kedua, kami sudah lebih konsentrasi dan bisa fokus terus, kami bisa mengontrol permainan,” tuturnya.
Sementara itu, Annisa mengungkapkan bahwa ia dan Ronald mewaspadai lawan yang keduanya merupakan pemain kidal. Selain itu, komunikasi Ronald/Annisa juga berjalan lancar sehingga ini menjadi salah satu kekuatan mereka di lapangan.
"Kami sudah mengantisipasi arah pengembalian shuttlecock dari lawan. Tipe permainan mereka sama dengan kami yaitu permainan menyerang. Pokoknya kami terus berusaha menurunkan bola,” jelas Annisa.
Indonesia meloloskan satu wakil ke babak final. Sedangkan empat wakil terhenti di semifinal, mereka adalah pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu, Hanna Ramadini, Fitriani, serta pasangan ganda putra Kenas Adi Haryanto/Moh Reza Pahlevi Isfahani.