Olimpiade Paris 2024 - PBSI: Perjuangan Belum Usai

Gregoria Mariska Tunjung (PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte)
Gregoria Mariska Tunjung (PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Indonesia hanya memiliki dua wakil pada perempat final cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Paris 2024. Tumpuan harapan untuk meraih medali itu ada pada tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Sementara, empat wakil "Merah Putih" lainnya gagal lolos dari penyisihan grup.

"Perjalanan belum usai, hari ini Fajar/Rian dan Gregoria akan berjuang di fase knockout. Pesan saya, anggaplah ini sebagai laga final," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Kamis (1/8) siang WIB.

Fajar/Rian, yang menjadi wakil Indonesia pertama yang bertanding di babak delapan besar, Kamis (1/8), bertemu dengan unggulan teratas asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang. Berdasarkan catatan Antara, kedua pasangan sudah bertemu sebanyak delapan kali. Liang/Wang unggul 5-3 atas Fajar/Rian.

Sementara, Gregoria berjumpa dengan Kim Ga Eun asal Korea Selatan, Jumat (2/8) dini hari WIB. Rekor head-to-head mencatat, Kim belum sekali pun menang atas Gregoria dalam delapan pertemuan terakhir.

Ricky pun menyampaikan pesan agar Gregoria dan Fajar/Rian lebih fokus, percaya  dengan kemampuan yang dimiliki, serta lebih tenang, dalam melalui fase gugur  ini. "Berjuang sekuat tenaga dan jangan menyerah sebelum umpire mengatakan selesai," katanya.

Lebih lanjut peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 tersebut berpendapat, ajang olahraga dunia empat tahunan ini memiliki atmosfer yang jauh berbeda dengan turnamen-turnamen lainnya. Tekanan yang besar pasti dirasakan oleh semua atlet saat bertarung di arena pertandingan. "Siapa yang siap secara mental dan bisa mengatasi rasa takut, rasa gugup, dan demam panggung, itu yang akan menang. Berbicara skill dan teknis semua sudah sama," tegasnya.

"Bagaimana para atlet-atlet top dunia bahkan menumpahkan euforia kemenangan sangat luar biasa saat menang, padahal baru babak-babak awal. Ini bukan hanya kemenangan kepada lawan, tapi kemenangan atas pikiran-pikiran mereka sendiri. Itu yang sangat membedakan. Siapa yang bisa menentukan? Ya atlet itu sendiri," demikian Ricky.