Paralimpiade Tokyo 2020 dalam Angka

Hary Susanto & Leani Ratri Oktila (Foto: BWF Olympics)
Hary Susanto & Leani Ratri Oktila (Foto: BWF Olympics)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Setelah bertahun-tahun menanti akhirnya para bulu tangkis dipertandingkan di paralimpiade. Di Stadion Nasional Yoyogi, Tokyo, Jepang, tempat digelarnya partai-partai para bulu tangkis, Valeska Knoblauch mengayunkan raket dan memukul kok untuk kali pertama pada ajang empat tahunan tersebut, ke Elke Rongen pada 1 September 2021. Laga antar-atlet Jerman itu tercatat sebagai partai perdana para bulu tangkis di paralimpiade.

Masih banyak catatan menarik yang dihimpun BWF Olympics, seputar para bulu tangkis di Paralimpiade Tokyo 2020.

  • Pada paralimpiade yang ketiga, atlet Swiss Karin Suter-Erath mencatatkan debutnya di cabang olahraga para bulu tangkis, setelah sebelumnya berkompetisi di cabang olahraga tenis (Athena 2004 dan Beijing 2008).
  • Tuan rumah Jepang penyumbang atlet terbanyak - 13.
  • Beatriz Monteiro asal Portugal adalah atlet termuda - 15 tahun.
  • 42 tahun lebih tua Monteiro, atlet Jerman, Thomas Wandschneider.
  • Semifinal tunggal putra WH1, duel antar-atlet Korea Selatan Lee Dong Seop and Lee Sam-seop, tercatat sebagai partai dengan durasi terlama, 70 menit.
  • Pertandingan dengan durasi tercepat, lebih kurang 12 menit, saat atlet Thailand Saensupa Nipada menyerah di laga tunggal putri SL4 nomor beregu melawan Ma Huihui asal Tiongkok.
  • Dari 28 Komite Nasional Paralimpiade yang turut berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020, 10 di antaranya membawa pulang setidaknya satu medali.
  • Tiongkok meraih sukses dengan koleksi medali terbanyak, lima keping emas, tiga perak, dan dua perunggu.
  • Prancis menjadi satu-satunya negara asal benua Eropa dengan koleksi keping emas, yakni Lucas Mazur pada tunggal putra SL4.
  • Sembilan juara dunia juga sukses di Paralimpiade Tokyo 2020 di masing-masing kategori, yakni Mazur, Qu Zimo, Pramod Bhagat, Sarina Satomi, Liu Yutong, Yang Qiuxia pada tunggal putri, dan Qu/Mai Jianpeng serta Hary Susanto/Leani Ratri Oktila (ganda campuran).
  • Juara tunggal putra WH2, Daiki Kajiwara (Jepang), tercatat sebagai satu-satunya atlet non-unggulan yang sukses meraih medali emas.
  • Hong Kong China mencatatkan persentase rata-rata tertinggi (100 persen) melalui dua wakilnya, Man Kai Chu meraih medali perak dan Ho Yuen Chan (perunggu).
  • Hary Susanto, pemenang ganda campuran SL3-SU5 bersama pasangannya, Leani Ratri Oktila, tercatat sebagai peraih medali emas tertua, 46 tahun.
  • Leani Ratri Oktila sukses besar di Paralimpiade Tokyo 2020 dengan koleksi tiga keping medali, emas di ganda putri dan ganda campuran SL3-SU5 dan perak di tunggal putri SL4.

Catatan menarik lainnya, Indonesia adalah negara pertama peraih medali melalui Suryo Nugroho dengan koleksi keping perunggu di tunggal putra SU5. Indonesia juga berhasil mendapatkan medali terakhir pada Paralimpiade Tokyo 2020, melalui emas yang diraih Hary/Leani di ganda campuran SL3-SU5.