“Saya sangat takut dengan penundaan (turnamen) hingga 2021 di kalender yang sudah penuh dengan kejuaraan lain,” ujar Kenneth Jonassen sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Sport.tv2.dk.
Pekan lalu (15/9), Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) secara resmi mengumumkan penangguhan putaran final Piala Thomas dan Uber 2020. Selain karena faktor kesehatan dan keselamatan terkait wabah virus korona yang masih merebak, mundurnya tim bulutangkis Indonesia, Korea, Thailand, Taiwan dan Australia dari turnamen itu juga membuat BWF percaya bahwa level Piala Thomas dan Uber 2020 akan menjadi rendah.
“Sepertinya ini bukan solusi yang tepat. Tetapi, sekarang kami harus melihat bagaimana kalender internasional nantinya,” katanya.
Di sisi lain, penundaan putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 jelas menimbulkan kekecewaan bagi tim bulutangkis Denmark yang berstatus sebagai tuan rumah. Selain itu, para pemain Denmark juga telah berlatih dengan motivasi tinggi untuk kejuaraan beregu putra dan putri dua tahunan yang dijadwalkan berlangung di Aarhus, pada 3 hingga 11 Oktober mendatang.
“Kami telah menantikannya setelah kami sudah berlatih selama enam bulan untuk mempersiapkan diri. Jadi, sangat disayangkan (Thomas dan Uber diundur, Red),” tandasnya.