"Sebenarnya, kans menang ada. Sayang keunggulan angka tidak mampu dipertahankan Ginting. Saat awal main, sebenarnya permainan Ginting sudah 'in'. Pokoknya, asal jangan goyang, itu sudah baik. Ternyata dia goyang juga," jelasnya, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Jumat (19/5) malam WIB.
"Gim kedua, saat permainan bisa dikontrol lawan terus, Ginting jadi banyak mati sendiri. Apalagi, Shi Yu Qi itu pemain yang matang. Punya teknik pukulan yang komplet. Selain itu, pukulannya juga tajam, kencang, dan akurat, yang susah dikembalikan," Irwansyah, menambahkan
Anthony, tunggal putra Indonesia yang kini menempati peringkat dua dunia, gagal memanfaatkan kesempatan untuk merebut kemenangan dari Shi. Juara Badminton Asia Championship 2022 itu kalah straight games 20-22, 14-21 dari Shi. Anthony mengungkapkan, rasa percaya diri Shi semakin menjadi setelah merebut kemenangan gim pembuka. Ia pun jadi terpancing dan terbawa dengan pola permainan lawan. "Lawan lebih menerapkan pola bermain satu-satu dan banyak membuat saya bergerak dan berlari mengejar shuttlecock yang diarahkan ke berbagai sudut," tuturnya.
"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi belum berhasil," tambah atlet asal Cimahi, Jawa Barat ini.
Menanggapi permainan Anthony di gim kedua, Irwansyah menyatakan, "Karena Ginting ketinggalan angka yang demikian jauh di gim kedua, lawan bisa lebih nyaman menyerang. Sementara, semua pukulan-pukulan Ginting juga mudah tertebak. Dia pun akhirnya tidak bisa bermain normal."