“Pertama-tama saya mohon maaf pada tim, saya belum bisa menyumbang poin. Jujur, saya bermain di bawah tekanan, saya tidak bisa keluar dari tekanan. Lawan bermain menekan terus, dia tidak memberi ruang buat saya untuk fight back. Di game kedua awal dia beberapa kali hilang, tapi dia langsung balik lagi seperti game pertama, menekan dan bikin saya lari-lari,” kata Jonatan Christie mengenai pertandingan.
“Saat shuttlecock masih baru, lajunya cepat, tapi waktu dua-tiga pukulan, jadi melambat. Saya rasa itu strategi dia, beberapa kali dia ganti bola, saya juga kecolongan di sini. Saya kurang puas dan kecewa dengan permainan saya, apa yang sudah direncanakan, tidak bisa jalan sama sekali,” sambungnya menjelaskan.
Meski Jonatan memiliki rekor kemenangan 5-0 atas Chou pada pertemuan sebelumnya, namun berbanding terbaik dengan penampilan hari ini. Jonatan mengakui bila Chou tampil lebih siap dari segi pertahanan maupun serangan.
“Saya nggak mikirin head to head, siapa yang siap yang akan menang. Chou bermain sangat siap dari defense, dari serangannya, bola ditempatkan di pojok-pojok lapangan terus. Dengan kondisi bola seperti ini, saya sudah berusaha juga untuk membuat dia lari-lari, tapi dia tidak merasa tertekan,” ungkapnya.
“Pertemuan terakhir kita di Asian Games 2018, sudah cukup lama. Kondisi stadion berbeda dengan di sini, Istora tidak sebesar ini, kondisi lapangan pun ada menang-kalah angin, jadi main di teknik dan strategi. Tapi kalau di sini lebih ke power dan kecepatan, itu yang saya rasa tidak bisa saya atasi,” tutupnya.