“Di game pertama kita mempercepat tempo, kita coba ubah pola dari awalnya ikuti main drive, setelah instruksi dari pelatih dan komunikasi dengan kak Greys, kita ubah pola jadi diperlambat dan atur penempatan bolanya,” ungkap Apriyani Rahayu mengenai permainan.
Greysia/Apriyani sempat beberapa kali tertinggal dalam perolehan angka. Di game kedua, ganda putri peringkat lima dunia inipun sempat kembali tertinggal 15-17, namun peraih gelar juara India Open 2019 BWF World Tour Super 500 ini berhasil membalikan keadaan dan unggul 18-17.
“Di saat tertinggal itu kita maksa untuk bisa ambil satu poin, bagaimana caranya bisa menang dulu dan nggak mau terjadi rubber game. Atasinya dengan pikiran mau menang,” jelas Greysia soal kiat atasi tekanan saat kondisi poin tertinggal.
Dalam kondisi kritis 19-18, Greysia/Apriyani mampu bermain lebih tenang. Satu smash keras dari Greysia menjadi penutup perlawanan atas Smith/Birch sekaligus mengantarkan keunggulan 4-0 untuk Indonesia atas Inggris.
“Smith pemain ganda campuran, mereka berdua tangannya kuat. Percaya diri mereka tinggi, walau dalam keadaan tertekan, mereka selalu bangkit untuk ambil poin. Tipe pemain Eropa percaya dirinya memang tinggi sekali,” tutupnya.