"Indonesia memiliki kesempatan yang jarang didapat dengan melaju ke final kejuaraan bulu tangkis beregu putra Piala Thomas 2020. Final melawan China menjadi peluang baru setelah skuad 'Merah Putih' melewatkan beberapa kesempatan lain untuk menjadi yang terbaik dalam ajang beregu," demikian Kompas melaporkan, Minggu (17/11).
Melalui artikel yang diberi titel "Peluang Baru 'Merah Putih'" tersebut juga disebutkan, partai puncak kejuaraan beregu ini membuka harapan Indonesia untuk membayar kegagalan pada kejuaraan beregu cmpuran Piala Sudirman di Vantaa, Finlandia, beberapa pekan silam.
"Datang dengan materi peraih medali emas dan perunggu Olimpiade Tokyo 2020, dua ganda putra terbaik dunia, serta juara All England 2020, Indonesia menjadi salah satu tim dengan kekuatan merata pada empat nomor. Akan tetapi, langkah Indonesia dihentikan Malaysia 2-3 pada perempat final," tulis media harian tersebut, terkait perjalanan skuad "Merah Putih" di Piala Sudirman 2020.
Sebelumnya, Indonesia juga gagal meraih gelar juara pada Piala Thomas 2016. Setelah tim kuat China tersisih pada perempat final, Indonesia menang atas Korea Selatan pada semifinal, dan tinggal berhadapan dengan Denmark.
Kala itu, penampilan konsisten pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, tak diimbangi pemain tunggal. Meski hanya membutuhkan satu kemenangan, Indonesia kalah 2-3. Denmark akhirnya untuk kali pertama menjadi juara Piala Thomas.
Lima tahun berselang, Indonesia akhirnya membalas kekalahan itu di depan publik Denmark, tepatnya di Ceres Arena, Aarhus.
Partai puncak Piala Thomas 2020 menjadi final ketiga Indonesia sejak Piala Thomas 2004. Padahal, para pemain putra Indonesia menguasai kejuaraan yang digelar sejak tahun 1949 itu, dengan 13 kali juara. Lima di antaranya diraih secara beruntun pada 1994-2002.