"Puji Tuhan bisa main baik dan menyumbangkan poin pembuka untuk Indonesia. Tadi memang sempat tegang, tetapi setelah itu saya bisa lebih nyaman dan enak mengembangkan permainan," kata Gregoria, melalui keterangan resmi yang dirilis tim Humas dan Media PP PBSI.
Yvonne, yang berada di peringkat 23 dunia, membuka poin pertama usai smes Gregoria menyangkut di net. Selanjutnya, kendali permainan dikuasai Gregoria. Ia pun memimpin 11-5 hingga interval pertama setelah netting tipisnya tak mampu dikembalikan lawan. Selain itu, variasi permainan Gregoria demikian kaya, hingga membuatnya berhasil menutup gim pertama dengan 21-10, setelah drop shot menyilangnya tak mampu dijangkau Yvonne.
"Di gim pertama lawan masih nyari-nyari pola permainan. Mereka terlihat bingung dan serba salah. Ini menguntungkan saya. Saya pun lebih tahu mau bermain pola seperti apa, semuanya berjalan baik," jelasnya.
Di gim kedua, kendali permainan kembali dikuasai penuh Gregoria. Ia mampu menekan dan terus memimpin poin. Interval gim kedua ditutup dengan skor 11-4, lagi, setelah drop shot menyilangnya tak bisa dikembalikan lawan. Serangan dan variasi yang lebih kaya, mengantarkan Gregoria terus memimpin di gim kedua. Tunggal putri terbaik Indonesia ini mampu bermain lebih cerdik dan cantik, dan terus mengungguli lawan.
Keunggulan ini mampu terus dipertahankan Gregoria. Kalau pun lawan bisa mendapat poin, itu justru lantaran kesalahan Gregoria. Gim kedua rampung dengan skor 21-14. Indonesia pun memimpin 1-0 atas Jerman.
"Di gim kedua, lawan memang berusaha bangkit. Tetapi perbedaan poinnya terlalu jauh. Saya pun bisa menjaga keunggulan dan bisa menang," demikian Gregoria.