“Hari ini permainan saya kurang keluar. Dari game pertama sudah ditekan duluan sama Zhang/Zhao. Selanjutnya pengen nyoba-nyoba tetap tertekan terus,” kata Praveen.
Di game pertama, Praveen/Debby langsung tertinggal 4-8 dari Zhang/Zhao. Ketertinggalan mereka semakin jauh di angka 11-20. Praveen/Debby sempat mencuri empat angka berturut-turut menjadi 15-20. Sayang akhirnya mereka tak bisa menyusul terlalu jauh lagi, Praveen/Debby kalah 15-21.
“Kami kurang puas dengan permainan hari ini, kami telat panasnya. Di game pertama saja kami baru bisa keluar pas ketinggalan 11-20. Jadinya sudah susah mengejar lagi,” kata Debby.
Tekanan seakan tak bisa lepas dari pasangan yang kini menghuni rangking 13 dunia itu. Tertinggal 8-11 di interval, mereka lagi-lagi kehilangan angka terlalu banyak dalam satu kali perpindahan bola. Mereka pun akhirnya harus merelakan tiket final setelah kalah 10-21 di game kedua.
Praveen/Debby dan Zhang/Zhao sudah tiga kali berhadapan. Sejauh ini hasil pertemuan selalu dimenangkan oleh Zhang/Zhao. Terakhir mereka berhadapan di Yonex Denmark Open 2014. Saat itu Praveen/Debby kalah 15-21 dan 20-22.
“Kami sudah beberapa kali bertemu dengan mereka. Di pertandingan hari ini kami merasa, harusnya bisa lebih baik. Tapi ternyata kami terus mendapat tekanan di lapangan. Kaki saya juga di awal terasa lambat untuk memulai,” tutur Praveen.
Meskipun tidak puas dengan penampilan mereka kali ini, Praveen/Debby mengaku tetap bersyukur. Capaiannya di Yonex All England Open tahun ini mengalami peningkatan dari sebelumnya. Tahun lalu, Praveen/Debby harus angkat koper lebih awal. Keduanya kalah di babak kualifikasi melawan Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl, Denmark, 12-21 dan 14-21.
“Terus terang kami tidak puas dengan hasil hari ini. Tapi apapun itu tetap kami syukuri. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi,” tutup Debby.
Indonesia masih memiliki satu wakil lagi yang akan bertanding di semifinal. Juara bertahan tiga kali, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, akan berhadapan dengan wakil Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Rekor pertemuan keduanya adalah 2-5, dimana diperjumpaan terakhir Owi/Butet – begitu mereka akrab disapa – menyerah 15-21 dan 20-22 di BWF Destination Dubai World Superseries Finals 2014 lalu.
sumber : badmintonindonesia.org