Jauh sebelum ini, bulutangkis bukanlah olahraga yang populer di Thailand karena kalah pamor dengan sepak bola dan bola voli. “Sepak bola adalah olahraga paling populer di Thailand, yang kedua ya kalau tidak bola voli ya bulutangkis,” kata Ratchanok Intanon saat diwawancarai Olympic Channel dilansir Indosport.com.
“Namun sekarang ini bulutangkis semakin populer. Dulu bulutangkis memang tidak populer di Thailand, tapi karena performa saya yang konsisten, semakin banyak orang menggemari bulutangkis,” lanjutnya menambahkan.
Kepopuleran bulutangkis di Negeri Gajah Putih tak lepas dari sosok Ratchanok. Apalagi setelah dia menjadi Juara Dunia pada 2013 lalu di Guangzhou, Tiongkok saat masih berusia 18 tahun. “Saat itu saya terkejut, saya tidak percaya bahwa saya menang. Saya tidak pernah berharap bisa melaju sebegitu jauh (memenangkan Kejuaraan Dunia),” ungkapnya.
Menyandang gelar Juara Dunia membuat Ratchanok kian mantap mengkukir prestasinya di dunia bulutangkis. Pada usia 18 tahun, dia sudah berada di ranking dua dunia. Bahkan, Ratchanok pernah menjadi ratu tunggal putri dunia pada 2016 lalu. Saat itu dia menduduki peringkat satu dunia. Sayangnya, tahta itu tidak berlangsung lama. Sebulan kemudian, posisinya merosot ke ranking dua dunia.
Saat ini, di usianya yang ke-25, Ratchanok menempati ranking lima dunia. Sepanjang 2020, Ratchanok baru mengantongi satu gelar juara di ajang Daihatsu Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 500, Januari lalu. Kala itu, dia menjadi kampiun usai mengalahkan tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin dalam pertarungan rubber game.