Pemain tunggal pertama Indonesia pada partai puncak tersebut kalah dari wakil Thailand, Pornpawee Chochuwong, dengan skor 16-21, 20-22. Pemain berperingkat 55 dunia itu sedih tidak bisa menyumbangkan poin dalam laga pembuka.
Sehari sebelum final, Putri tak menduga akan diturunkan pada partai pertama. Padahal, ia sudah menyiapkan strategi untuk tampil sebagai tunggal putri kedua. "Aku kemarin sebenarnya sudah menyiapkan diri untuk partai tunggal kedua lawan Thailand (Supanida Katethong) karena di pertandingan sebelumnya aku kalah sama dia," kata atlet berusia 19 tahun ini, seperti dilaporkan Antara.
Namun, banyak pelajaran yang dipetik oleh Putri dari laga melawan Porpawee, yang berperingkat 10 dunia itu. Para pelatih pun telah memberikannya dorongan motivasi serta hasil evaluasi atas dua penampilan Putri di kategori beregu.
"Setelah pertandingan kemarin saya diberi evaluasi oleh pelatih, Kak Herli (Djaenudin) dan Koh Didi (Eng Hian) juga Kak On (Rionny Mainaky). Saat sudah unggul, di poin-poin akhir harus tetap konsisten jalani pola yang diterapkan. Jangan menurun, mengubah, atau malah hati-hati," jelas Putri, melalui siaran pers Humas PP PBSI, Kamis (19/5).
"Pesan itu tadi saya coba terapkan. Di poin-poin akhir kalau kehilangan dua sampai tiga poin langsung cepat untuk balik ke pola yang diinginkan," Putri, mengungkapkan.
Pada laga perdana kategori perorangan, Kamis (19/5) pagi, Putri menang atas wakil tuan rumah Nguyen Thuy Linh dengan skor 21-9, 21-17 dalam pertandingan berdurasi 40 menit. Kedua pemain terakhir kali bertemu pada Bangladesh International Challenge 2018 yang dimenangkan oleh Thuy.
Di babak perempat final perorangan, Jumat (20/5), Putri bertemu pemain Filipina, Sarah Joy Barredo.