Loh menyelesaikan gim pembuka dengan skor 21-15. Artinya, minimal, tempik sorai penonton berlangsung sebanyak 15 kali sebelum keheningan melanda gedung saat kedudukan akhir gi pertama berpihak kepada Juara Dunia 2021 itu.
Memasuki gim kedua, Tiến bermain lebih agresif. Para penonton pun tak henti-hentinya menyoraki andalan mereka, terutama ketika poin didapat pemain tuan rumah. Vũ Thị Trang, anggota regu bulu tangkis putri Vietnam pada SEA Games kali ini, tampak bersinar-sinar ketika suaminya berhasil membukukan poin atas lawannya yang terpaut usia 14 tahun lebih muda.
Tiến bermain ulet, meski usianya sudah tak muda lagi. Ia betul-betul mengontrol permainan pada gim kedua. Keuletannya berujung manis. Peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2013 ini menang 21-10 pada gim kedua. Rubber game!
Tak lama setelah gim ketiga dimulai, penonton kembali berdiri menyoraki Tiến yang mencetak poin pertama setelah pengembalian Loh jatuh di luar lapangan. Loh pun mengubah taktik dengan meningkatkan tempo permainan. Namun, Tiến mampu meladeni perlawanan pemuda yang lahir di Malaysia itu, bahkan kian membuka keunggulan menjadi 7-3.
Sejumlah pemain dan ofisial Malaysia yang duduk di pinggir lapangan tak sedikit pun beranjak dari kursi. Sesekali sorot mata mereka tertuju ke laga antara Tiến dan Loh di Lapangan 1, yang tak kalah serunya dengan pertandingan ganda campuran di Lapangan 2 antara Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso dan Hoo Pang Ron/Cheah Yee See.
Tertinggal jauh, Loh tak menurunkan tempo sedikit pun. Ia tetap fokus meraih poin demi poin, meski penonton tak henti-hentinya mengelu-elukan Tiến. Sorakan penonton kian menggemuruh ketika Loh tersungkur di lapangan sebanyak dua kali, setelah ia gagal menangkis smes keras Tiến, yang mampu menjaga keunggulan 11-9 ketika memasuki interval gim pamungkas.
Usai jeda, Loh, yang dalam beberapa bulan terakhir berlatih bersama pemain nomor satu dunia Viktor Axeelsen di Dubai, tetap bermain pada tempo cepat dan mengambil strategi ofensif. Perlahan tapi pasti, ia mampu mengimbangi Tiến dan berhasil menyamakan skor 15-15. Hanya Loh yang berteriak keras merayakan poin yang dibuatnya. Seisi gedung hening. Keadaan seperti sunyi ketika Loh mulai membuka keunggulan 16-15.
Namun, perjuangan Tiến belum kelar. Ia bangkit dan sempat unggul satu poin di "angka-angka" tua. Di masa poin-poin kritis ini, Loh sempat gusar dengan keputusan hakim garis dan wasit yang menyatakan bola keluar di sisi lapangan Tiến. Padahal, berdasarkan penglihatannya, bola jatuh di atas garis. Pelatih Singapura pun kesal. Ia berdiri dari bangku pelatih di sudut kanan belakang Loh, hendak mendatangi kursi tinggi wasit guna melancarkan protes.
Di pengujung gim ketiga ini, Loh sudah mengantongi satu match point setelah smes menyilang Tiến tertahan di net. Meski kemenangan sudah di depan mata, Tiến mampu membuat setting 20-20. Tiến menghela napas sembari meminta pergantian kok kepada wasit, di saat pertandingan berlanjut dengan poin ekstra. Penonton pun lega, harapan kembali terbuka bagi sang jagoan tuan rumah untuk menuntaskan gim ini dengan kemenangan.
Pasca-setting, Tiến kembali membuat para penonton bersuka cita setelah ia mematahkan match point yang dimiliki Loh. Kedudukan sama kuat terjadi pada 21-21. Namun, Loh berhasil keluar dari perlawanan sengit Tiến dan mengakhiri gim ketiga dengan skor 23-21, sekaligus memastikan tiket final tunggal putra nomor perorangan pada pesta olahraga Asia Tenggara ini.
Tien memang sudah lama meninggalkan puncak usia emas atlet yang umumnya pada 26 tahun atau maksimal 30 tahun. Namun, konsistensi tekad dan keuletan Tien di Lapangan 1 pada semifinal tunggal putra itu menunjukkan, usia emas pemain bulu tangkis hanyalah mitos dan angka. Ia "hanya" setengah tahun lebih tua dari Hendra Setiawan, atlet paling senior di tim Thomas Indonesia 2022. Di usia hampir kepala empat, Nguyễn Tiến Minh adalah tunggal putra Vietnam peraih keping perunggu nomor perorangan SEA Games Vietnam 2021.