"Hari-hari ini saya merasa saya sudah bisa mengeluarkan semua yang saya bisa. Tipe permainan saya dan tipe permainan lawan itu masuk, saya tipenya menyerang, sementara dia mainnya bola-bola drive cepat. Jadi apa yang saya lakukan, dia malah suka," kata Komang, seperti dilaporkan Antara.
Wakil Indonesia di partai kedua, Amalia Cahaya Pratiwi/Febriana Dwipuji Kusuma (Ana/Tiwi) juga gagal menyumbang poin setelah kalah dari Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dua gim langsung 21-11, 21-15. "Kecewa pasti tidak bisa menyumbang angka untuk Indonesia. Tapi tidak apa-apa, ini proses kami belajar untuk lebih baik lagi. Kami harus lupakan kekalahan hari ini, sekarang fokus ke perorangan. Start lagi dari awal," kata Tiwi.
Ana juga mengakui, lawan lebih siap. Serangan yang ia dan Tiwi lakukan selalu bisa dikembalikan. "Mereka sudah mengantisipasi bola-bola kami. Sementara kami sebenarnya sudah antisipasi bola mereka juga tapi banyak kurang akurat jadinya malah mati sendiri," ujarnya.
Sementara pada partai ketiga, Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di sektor tunggal juga gagal memberikan harapan untuk "Merah Putih" setelah kalah dari Supanida Katethong dengan skor 11-21, 12-21.
Dengan hasil ini, beregu putri Indonesia belum mampu mengakhiri paceklik emas sejak kali terakhir meraihnya pada SEA Games 2007 di Thailand.
Selain itu, kekalahan di final dari Thailand juga merupakan kali ketiga secara beruntun. Pada SEA Games 2019 di Filipina, skuad Merah Putih kalah dengan skor 1-3. Hasil serupa juga terjadi di SEA Games 2021 yang bergulir di Vietnam tahun lalu dengan skor 0-3.