Pada duel yang berlangsung selama 55 menit ini Fajar/Rian mengaku masih harus beradaptasi dengan kondisi shuttlecock dan angin di lapangan pertandingan. Hal tersebut membuat ganda putra peringkat lima dunia ini belum bisa merebut kemenangan dengan mudah pada laga perdananya ini. Padahal, pada pertemuan sebelumnya di ajang China Open 2019 BWF World Tour Super 1000, Fajar/Rian mampu membukukan kemenangan dua game langsung dengan skor 21-14 dan 21-11.
“Bukannya beralasan, tapi memang kenyataannya kita dapat bye sementara mereka sudah coba lapangan. Jadi penguasaan situasi, angin dan lapangan, mereka sudah lebih dulu dari kita. Adaptasi lapangan kita lebih terlambat dari lawan,” kata Fajar Alfian.
“Hari ini mereka bermain lebih safe dan nggak gampang mati. Pengembalian mereka juga banyak yang menyusahkan. Bola-bola tanggung juga kita banyak mati sendiri. Lawan juga tadi lebih berani dibanding pertemuan sebelumnya,” sambung Muhammad Rian Ardianto menambahkan.
Fajar/Rian sempat tertinggal 15-19 di game pertama. Namun setelah itu, mereka berhasil mendulang lima poin beruntun dan unggul 20-19 atas Isara/Jongjit. Setelah terlibat adu setting, pasangan Indonesia ini akhirnya menang 22-20.
Beranjak ke game dua, Fajar/Rian melaju tanpa pernah dilampaui skornya oleh lawan. Namun menyentuh angka 18-18, posisi malah berbalik, Fajar/Rian kalah 19-21. Pada game penentu, skor ketat kembali membayangi kedua pasangan sedari awal laga. Beruntung setelahnya, Fajar/Rian terus memimpin perolehan angka hingga akhirnya menang 21-17.
Dengan hasil ini maka Indonesia hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk bisa lolos ke babak final beregu putra SEA Games 2019 Filipina.