“Setelah 14 tahun, saya akhirnya bisa dapat medali emas SEA Games. Sebelumnya paling bagus dengan medali perak. Rasanya senang dan bersyukur sekali. Ini menjadi batu loncatan buat kita, semoga kedepannya lebih baik lagi. Medali emas ini kita persembahkan untuk orangtua kita, keluarga, pelatih, PBSI dan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Greysia Polii.
Greysia memulai debutnya pada SEA Games 2005 lalu yang kebetulan berlangsung di Filipina juga. Saat itu ia meraih medali perak bersama Jo Novita. Greysia/Jo kalah dari pasangan Malaysia, Wong Pei Tty/Chin Pei Hui di partai puncak.
Masih bersama Jo, Greysia kembali membawa pulang medali perak pada SEA Games 2007 lalu di Thailand. Saat itu Greysia/Jo kalah dari rekan senegaranya, Liliyana Natsir/Vita Marissa. Pada aja SEA Games 2009 Laos, Greysia turun memperkuat Indonesia bersama Nitya Krishinda Maheswari. Namun kali itu mereka kalah di babak perempat final dari wakil Thailand, Savitree Amitrapai/Vacharaporn Munkit dengan skor 19-21, 21-7 dan 10-21.
Pada SEA Games 2011 di Indonesia, Greysia absen karena mengalami cedera. Greysia kembali diturunkan memperkuat Indonesia pada SEA Games 2013 di Myanmar, bersama Nitya. Namun lagi-lagi Greysia harus puas dengan medali perak. Greysia/Nitya kalah di babak final dari ganda putri Malaysia, Woon Khe Wei/Vivian Hoo Kah Mun.
Setelah kembali absen pada SEA Games 2015 di Singapura, Greysia kemudian turun dua tahun berikutnya di Malaysia. Pada SEA Games 2017, Greysia/Apriyani kalah di babak pertama atas Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dari Thailand.
Kini, Greysia/Apriyani berhasil membuktikan kebolehannya dengan meraih medali emas pada SEA Games 2019 di Filipina. “Rasa penasaran itu ada, setelah bertahun-tahun ikut SEA Games, akhirnya saya bisa mendapatkan emas. Tentunya sangat senang,” pungkasnya.