Padahal, pada kejuaran SEA Games 2017 lalu di Malaysia, tunggal putra Indonesia sukses menyumbangkan satu medali emas dari Jonatan Christie dan satu medali perunggu dari Ihsan Maulana Mustofa.
Berlaga di Mutinlupa Sports Complex, Manila, Firman angkat koper lebih cepat setelah disingkirkan tunggal putra Thailand, Sitthikom Thammasin di babak pertama. Sedangkan Shesar kandas di babak perempat final atas wakil Singapura, Loh Kean Yew dengan skor 18-21 dan 20-22.
“Hasil ini di luar prediksi saya. Saya targetnya final dan syukur-syukur bisa juara. Tapi kondisi lapangan juga kan berpengaruh di pertandingan kali ini. Dan mereka juga kalahnya sama Singapura dan Thailand. Selain itu Jonatan dan (Anthony Sinisuka) Ginting juga tidak bisa diturunkan saat ini, karena ada perhitungan lain. Jadi hasil ini harus bisa diterima,” ungkap Hendry Saputra.
Lebih lanjut Hendry mengatakan bila kondisi anginya di lapangan pertandingan menjadi salah satu kendala terbesar yang harus dihadapi anak asuhannya itu. Tidak mau sekedar beralasan, Hendry pun lantas mengantongi sejumlah catatan evaluasi untuk Shesar dan Firman.
“Memang ada pemain yang tipenya bisa mengatasi suatu hambatan di lapangan, termasuk angin, ada yang belum bisa. Nah mereka ini belum bisa. Padahal lawan kan juga merasakan hal yang sama. Jadi memang kedepannya perlu ada latihan khusus untuk menghadapi kesukaran di lapangan supaya lebih tenang,” jelasnya.
“Menurut saya Shesar kemarin kurang tenang saja. Jadi dia kurang bisa menggunakan struk yang tepat untuk mengatasi lawan. Ini jadi pelajaran buat mereka. Untuk SEA Games kedepannya jadi sudah tahu siapa yang akan diturunkan. Hasil ini di luar prediksi saya. Sebenarnya kalau dengan Shesar juga seharusnya sudah bisa,” tandasnya.