Simon Akui, "Super Dan" Memang Lebih Unggul

Lin Dan | Foto Credit : www.channelnewsasia.com
Internasional ‐ Created by RpN

Tunggal putra Indonesia, Simon Santoso belum berhasil meraih gelar juara di turnamen Australia Open Super Series 2014, setelah di babak final Simon takluk dari pemain asal China, Lin Dan, melalui pertarungan rubber game dengan skor 24-22, 16-21 dan 7-21 dalam waktu satu jam lima belas menit.

Pertarungan melawan Lin Dan atau dijuluki dengan pangilan "Super Dan" ini adalah laga kedua belas bagi Simon. Dan untuk kesebelas kalinya, berhasil dimenangkan oleh peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012 ini. 

Seperti dilansir badmintonindonesia.org Simon mengungkapkan bahwa tidak mudah mengalahkan Lin Dan, perlu menguras tenaga ekstra. Dirinya pribadi merasa sudah bermain semaksimal mungkin. Untuk itu ia pun merasa harus ada perubahan dan harus ada peningkatan dalam latihannya nanti.

Sebenarnya, Simon mengawali pertandingan dengan baik, ia mampu memenangkan game pertama melalui adu setting yang sangat ketat. Namun sangat di sayangkan, game kedua Lin Dan dapat memegang kendali dan mendominasi permainan, sehingga membuat Simon kewalahan dan tidak mampu membendung serangan Lin Dan.

Di game penentuan pun, Simon tak dapat berbuat banyak. Kondisi kakinya yang lecet membuatnya makin kesulitan mengimbangi kecepatan permainan yang diterapkan Super Dan.

"Di game kedua, poin kami tidak terpaut terlalu jauh, namun saya banyak melakukan kesalahan-kesalahan yang tak perlu. Pada game ketiga, kaki saya lecet, jadi tak bisa mengimbangi kecepatan Lin Dan. Namun ini bukanlah alasan saya kalah, memang Lin bermain bagus, saya berharap di turnamen selanjutnya bisa tampil lebih baik dan menang dari Lin," ungkap Simon.

Meski telah absen dari dunia perbulutangkisan hampir setahun lamanya, tak mengurangi keganasan Lin Dan di lapangan tadi. Juara Dunia 2013 ini masih menjadi salah satu tunggal putra yang ditakuti lawan-lawannya. "Lin Dan memang sudah lama tidak bertanding, tapi dia adalah pemain yang matang. Dari cara mainnya kelihatan kalau dia masih menjaga pola latihan dengan baik," tambah Simon.

Kemenangan Lin Dan ini, membawa China pulang dengan dua gelar. Pasalnya, pasangan ganda putri peraih medali emas Olimpiade London 2012, Tian Qing/Zhao Yunlei, mempersembahkan gelar pertama. Sementara Korea juga berhasil meraih dua gelar, salah satunya dari pasangan ganda putra Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong yang mencetak hattrick dengan menjuarai tiga gelar berturut-turut di Japan Open Super Series 2014, BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014 dan Australia Open Super Series 2014.

Berikut hasil lengkap babak final Australia Open Super Series 2014:

Tungga Putra
Lin Dan (CHN) vs Simon Santoso (INA) 22-24, 21-16, 21-7

Tunggal Putri
Saina Nehwal (6/IND) vs Carolina Marin (SPA) 21-18, 21-11

Ganda Putra
Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong (4/KOR) vs Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (3/TPE) 21-14, 21-18

Ganda Putri
Tian Qing/Zhao Yunlei (5/CHN) vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (2/JPN) 21-15, 21-9

Ganda Campuran
Ko Sung Hyun/Kim Ha Na (6/KOR) vs Michael Fuchs/Birgit Michels (GER) 21-16, 21-17

sumber : pbdjarum.org