"Tidak terlalu senang (dengan hasil pertandingan). Namun, kami harus meningkatkan kualitas permainan," kata Praveen usai pertandingan, dalam wawancara dengan Badminton Europe.
Sejatinya, Praveen/Melati memiliki peluang untuk mengunci kemenangan pada gim pertama, ketika mereka memiliki dua game point. Namun, Christiansen/Bøje sukses meraih empat poin beruntun dan gim pertama pun menjadi milik ganda campuran Denmark tersebut dengan skor 22-20.
Strategi serta pola permainan yang diandalkan Praveen/Melati pada gim pertama, juga tak berjalan dengan baik pada gim berikutnya. Namun, seusai interval gim kedua, Praveen/Melati dapat menghambat laju Christiansen/Bøje melalui permainan reli-reli panjang. Mereka merebut empat poin secara berturut-turut dan hanya tertinggal satu poin dari lawan pada kedudukan 12-11. Bahkan, Praveen/Melati sempat memimpin 15-14 dan mengambil alih keunggulan sejak membukukan poin pertama pada gim kedua ini.
"Saya mencoba untuk meraih poin demi poin. Hal itu yang saya komunikasikan dengan pasangan, strategi untuk meraih poin berikutnya," kata Praveen.
Namun, tampak kesulitan untuk keluar dari tekanan lawan. Sejumlah kesalahan juga dilakukan oleh Praveen/Melati pada situasi kritis di pengujung gim kedua. Justru, perlahan tapi pasti, satu demi satu poin diraih Christiansen/Bøje, hingga mereka mengantongi tiga championship point. Unggulan kedelapan ini keluar sebagai juara pada turnamen level BWF World Tour Super 300 untuk kali pertama seusai memenangi gim kedua 21-17.
Mantan pemain dan pengamat bulu tangkis nasional Yuni Kartika berpendapat, Praveen/Melati perlu menjaga fokus dan mengurangi kesalahan sendiri, terutama di "angka-angka tua". "PraMel masih banyak unforced error nya, kurang tenang di point2x akhir, baik saat leading atau ketinggalan vs Mathias/ Boje. Congrats PraMel, Runner Up XD Spain Masters 2023, next time better Guys," tulis Yuni, melalui akun Twitter-nya, @YuniKartika73.