Untuk itu, partisipasi atlet dan anggota asosiasi bulutangkis dari seluruh negara pada tiga turnamen seri Asia nanti sangatlah diharapkan, sehingga perubahan jadwal ke Januari 2021 mendatang adalah solusi terbaik.
Hingga saat ini, bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang masih belum melanjutkan kompetisi di tengah pandemi. Sebab, bila dibandingkan cabang olahraga lain seperti tenis atau sepakbola, tata pelaksanaan turnamen bulutangkis dianggap jauh lebih rumit. Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund mengatakan bahwa bulutangkis harus melibatkan banyak negara yang memiliki aturan dan ketentuan berbeda-beda terkait antisipasi atau protokol virus korona.
“Di setiap ada turnamen, ada 300 atau kadang lebih dari 400 pemain dari 40-60 negara yang berbeda. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana membuat atlet-atlet ini bisa keluar dari negara mereka sendiri yang punya aturan mengenai Covid-19, serta memasuki negara lain dengan prosedur karantina dan sebagainya,” jelas Thomas Lund dalam konferensi pers virtual, sebagaimana siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
Hal inilah yang menurut Lund menjadi tantangan tersendiri bagi bulutangkis untuk kembali memulai kompetisi. Penyelenggaraan bulutangkis yang melibatkan banyak pemain dari banyak negara, serta perjalanan lintas perbatasan negara di masa pandemi adalah hal yang tidak mudah untuk diimplementasikan.
“Setiap negara punya regulasi berbeda terkait Covid-19, sehingga hal ini membuat permasalahan menjadi lebih rumit untuk mengumpulkan orang sebanyak itu di satu lokasi untuk mengikuti sebuah turnamen. Inilah yang kami usahakan hingga saat ini salah satunya dengan mengadakan sejumlah turnamen di satu tempat yang sama,” bebernya.