"Tadi kita start mainnya terlalu lambat. Makanya pertandingan berjalan dengan ketat di gim pertama. Tetapi, di poin-poin kritis kami bisa lebih tenang dan akhirnya bisa meraih kemenangan," kata Pram, dalam keterangan pers Humas PP PBSI.
Lebih lanjut Pram menyatakan, belajar dari gim pertama, keduanya mengambil inisiatif untuk bermain cepat sejak gim kedua dimulai. "Start harus lebih cepat," ungkapnya.
"Di gim kedua, permainan kami tidak mau lambat start lagi," Pram, menambahkan.
Di lain sisi, kombinasi antara permainan cepat dan ofensif perlu dilakukan lantaran kondisi lapangan yang kurang menguntungkan bagi Pram/Yere. "Kami juga bermain lebih menekan, ini karena kami berada di lapangan yang kalah angin," tuturnya.
Pram pun menilai, keputusan bermain cepat dan terus menekan lawan membawa hasil positif sekaligus mengantarkan keduanya ke babak delapan besar turnamen BWF World Tour Super 300 ini. "Tadi lawan juga banyak melakukan kesalahan sendiri. Jadi kami menjadikan itu sebagai sebuah kesempatan untuk meraih banyak poin," ujarnya.
Di perempat final, Pram/Yere bakal bersua dengan Su Ching Heng/Ye Hong Wei dari Taiwan.