Dalam kedudukan 20-20, Alfian meminta pertolongan dokter pertandingan karena ia merasakan sakit pada engkel kirinya. Alfian memang terpeleset saat mengambil bola pada saat memimpin 20-19. Karena tak dapat menahan sakit, Alfian pun memutuskan untuk mundur.
“Waktu 20-19 memang dia (Alfian) kepeleset, habis itu katanya engkelnya sakit dan dia duduk di lapangan susah berdiri,” ujar Annisa.
Alfian/Annisa padahal baru mendapatkan angin segar setelah tertinggal dari Zhang/Li 5-11 di interval game pertama. Kala itu mereka mendapat arahan dari asisten pelatih ganda campuran PBSI Nova Widianto untuk bermain lebih berani dan yakin. Keduanya pun balik unggul 20-17.
“Di awal-awal permainan, Alfian/Annisa masih sering ragu-ragu, apalagi shuttlecock yang digunakan cukup berat. Mereka sering tidak yakin apakah bisa mengatasi permainan no lob yang diterapkan Zhang/Li. Mau nyerang takut nggak tembus, main satu-satu (reli) pun nggak bisa mematikan,” jelas Nova seperti di lansir Badmintonindonesia.org.
“Lalu saat interval saya bilang harus yakin, nyerang nggak apa-apa asal diatur dulu. Zhang/Li juga tidak selalu tembus kok serangannya, ‘tembakan-tembakan’ mereka juga nggak selalu keras. Waktu unggul 20-17, mereka terburu-buru dan belum bisa ngatur tempo,” tambah Nova.