Kepala Pelatih Tunggal Putra Pelatnas PBSI Cipayung Hendry Saputra menerangkan, jika menang, mungkin Jojo, begitu Jonatan akrab disapa tidak akan menyadari kesalahannya itu.
Dari kekalahan ini, Hendry berharap Jojo bisa belajat bagaimana cara mengatur pola berpikirnya. Pasalnya, Jojo kerap kali terbalik dalam menempatkan pola pikirnya saat tampil di turnamen dengan level yang berbeda.
Menurut Hendry, di turnamen level Superseries Premier yang tingkatannya lebih tinggi, Jonatan tak jarang membuat kejutan. Bahkan ia mampu menembus babak empat besar di Malaysia Superseries Premier 2016.
“Kalau tanding dari level super series premier ke level Grand Prix Gold harusnya kan lebih ringan. Tetapi di Premier itu lawannya lebih berat, Jonatan mainnya lebih lepas. Sedangkan di level Grand Prix Gold, dia merasa harus bisa menang dari lawan-lawannya," jelas Hendry.
Sebab itu, Jojo harus bisa lebih matang lagi dalam segi mental bertandingnya. Apalagi, saat ini ia adalah tunggal putra pelatnas yang punya peringkat paling tinggi di BWF, yakni 19 dunia.