Di turnamen ini, langkah Gregoria harus terhenti di babak pertempat final setelah kalah 23-25 dan 14-21 dari unggulan pertama asal Jepang, Akane Yamaguchi. Kekalahan dari tunggal putri peringkat tiga dunia ini menjadi yang kelima kalinya buat Gregoria dalam total enam pertemuan.
“Saya harus segera memperbaiki mental di lapangan. Selain itu saya juga harus bisa mengendalikan pressure dengan baik. Karena menurut saya, selama ini kayanya itu yang bikin kalah selama ini. Kalau lawan pemain-pemain top memang pasti saya masih kalah dari segi teknik dan fisik, saya masih di bawah mereka,” ungkap Gregoria Mariska Tunjung seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
“Tapi yang paling penting harus bisa melawan diri sendiri. Karena selain di lapangan ada lawan yang dihadapi, saya juga harus melawan diri sendiri. Sekarang saya masih banyak ambil pusing ke sana. Pengennya kedepannya saya bisa lebih tenang, dan lebih tahu lah harus bagaimana berbuat di lapangan,” sambungnya menambahkan.
Tunggal putri besutan PB Mutiara Cardinal Bandung ini berharap bila penampilannya bisa terus meningkat dan jauh lebih baik lagi kedepannya. Apalagi perhitungan dan pengumpulan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020 mendatang terus bergulir.
“Semua atlet pasti sudah bersiap dan terus bersaing ketat. Nggak cuma antar negara, tapi di dalam negaranya juga pasti masing-masing bersaing untuk bisa masuk, lolos ke Olimpiade. Kalau saya sendiri saya punya target, kalau lolos Olimpiade nanti bukan cuma karena saya tertinggi saja di antara teman-teman tunggal putri. Tapi memang karena prestasi saya juga bagus dan lolos Olimpiade,” katanya.
“Dari dalam tim kita saling membantu dengan Fitriani dan Ruselli. Kita tidak bersaing di dalam tim, karena kita kan dikirim terus pertandingan bersama. Tinggal berusaha saja memberikan yang terbaik. Dalam latihan kita saling membantu,” tutupnya.