Menurut laporan Antara, Bagas/Fikri berada dalam tekanan sejak gim pertama. Duet Indonesia itu hanya bisa bersaing hingga skor 3-5, karena setelahnya mereka tertinggal delapan poin beruntun.
Liang/Wang mengontrol permainan lewat servis yang mereka mainkan pada awal reli. Pasangan China itu memaksa Bagas/Fikri untuk bermain lob atau mengangkat kok.
Pengembalian tinggi dari Bagas/Fikri menjadi umpan mudah bagi Liang/Wang untuk menciptakan smes atau pukulan menyilang yang sulit untuk dihadang.
Tak hanya itu, akibat berada dalam tekanan, permainan Bagas/Fikri menjadi tidak nyaman sehingga mereka kesulitan mengontrol pukulan. Pengembalian mereka pun kerap keluar lapangan sehingga memberikan keuntungan bagi lawan.
Kesulitan kembali dialami pasangan peringkat ke-14 itu pada gim kedua. Pergantian posisi lapangan rupanya tak mempermudah langkah Bagas/Fikri untuk memperbaiki hasil dari gim pembuka.
Pada awal gim kedua, Liang/Wang mencoba bermain aman dan membangun pertahanan dari zona depan. Rupanya strategi tersebut tak diantisipasi oleh Bagas/Fikri yang tetap bermain ngotot dan berusaha menekan.
Namun, upaya Bagas/Fikri gagal membuahkan hasil dan membuat unggulan ketiga Liang/Wang bermain nyaman karena hanya memberikan pengembalian.
Selepas interval, serangan Bagas/Fikri justru mengendur yang kemudian terbaca oleh lawan. Liang/Wang pun kembali bermain agresif seperti gim pertama dan memaksa Bagas/Fikri untuk mengangkat pukulan atau lob. Dalam posisi tertekan, Bagas/Fikri menjadi bulan-bulanan pasangan peringkat keenam itu dan memperlebar selisih angka menjadi 10-17.
Serangan bertubi-tubi yang diterima Bagas/Fikri membuat mereka tak bisa berkutik hingga akhirnya harus menyerahkan gelar juara kepada Liang/Wang setelah berjuang selama 27 menit.