"Bersyukur bisa meraih kemenangan. Keberhasilan ini merupakan partai final pertama kami di turnamen level Super 500. Kami mengucap syukur Alhamdulillah dan rasanya susah untuk mengungkapkan dengan kata-kata keberhasilan ini," kata Ana kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertandingan berdurasi 49 menit.
"Kami bermain cukup baik hari ini. Ana juga tampil cukup baik. Di tengah lapangan kami bermain sangat padu. Makanya kami bersyukur bisa bermain cukup baik hari ini hingga menang dan bisa maju ke final," Tiwi, menimpali komentar pasangannya.
Lebih lanjut Ana menjelaskan, dorongan kuat untuk meraih kemenangan membuat mereka mengambil inisiatif bermain ofensif dan terus menekan sejak awal gim pembuka. Meski mereka mesti ekstra bekerja keras lantaran terkendala dengan laju kok. "Kami tidak merasa capek meski terus menerus menggempur lawan. Dari awal dengan shuttlecock yang berat, kami hanya siap capek dan mau bekerja keras. Karena keinginan mau menang itu begitu besar, rasa capek tidak ada," jelas pemain binaan klub PB Djarum tersebut.
Hal hampir senada juga dilontarkan oleh Tiwi, yang mengaku telah dapat mengontrol permainan pasangan asal negeri sakura tersebut sejak awal. Oleh karenanya, duo "Merah Putih" ini kerap unggul dalam pengumpulan poin. "Kami bermain seperti yang sudah direncanakan. Yaitu membuat lawan terus berada pada zona yang tidak nyaman," katanya.
"Bagaimana pun caranya dari awal kami paksakan dengan pola bertahan dulu. Setelah itu balik serang. Terus menerus kami gempur pertahanan lawan. Ternyata berhasil," Tiwi, menambahkan.
Di partai puncak, Ana/Tiwi, yang menempati unggulan ketiga, akan menantang Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Dalam catatan head-to-head, ganda putri andalan tuan rumah yang menjadi unggulan teratas itu unggul 2-0 atas Ana/Tiwi. "Malam ini kami akan mempelajari rekaman video bagaimana permainan lawan. Yang pasti tampil di final itu pasti lebih berat. Kami harus berkerja lebih keras lagi," demikian Ana.