Pun demikian dengan hasil di dua turnamen sebelumnya. Pada ajang Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750, Fajar/Rian harus tersingkir di babak dua setelah kalah 21-11, 12-21 dan 18-21 dari pasangan Korea, Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol. Sedangkan di kejuaraan Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000, Fajar/Rian kandas dalam staright game atas wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dengan skor 19-21 dan 12-21 di babak perempat final.
Dengan hasil kurang memuaskan ini, Herry mengatakan bila faktor non-teknis menjadi sumber permasalahan yang dialami Fajar/Rian belakangan ini. “Fajar/Rian mentalnya harus diperbaiki, motivasi, mentalnya, istilahnya mentalnya harus dirombak total. Kalau soal beban persaingan menuju olimpiade, harusnya mereka nggak beban dong, kan mereka masih muda. Cara berpikirnya harus diubah dan motivasinya ditambah,” beber Herry IP.
Saat ini, Fajar/Rian juga tengah berburu tiket menuju Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Indonesia bisa saja mengirimkan maksimal dua wakil ganda putra ke Olimpiade, dengan catatan dua pasangan tersebut berada di jajaran delapan besar dunia. Ganda putra Indonesia sendiri saat ini sudah menempatkan tiga pasangan di top 8 melalui Fajar/Rian (7), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (4) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (1).
Sementara itu, Herry juga tak lupa mengomentari penampilan dua ‘anak asuh’ lainnya, yakni pasangan Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso dan Berry Angriawan/Hardianto.
“Performance Wahyu/Ade sudah ada peningkatan dibanding sebelumnya. Cuma memang mereka masih butuh kesabaran, ketenangan. Kadang kalau lagi di permainan, ambil keputusan pola mainnya suka masih salah. Kalau Berry/Hardi, dalam tiga turnamen ini nggak menampilkan performa terbaik, mereka underperform sekali,” ungkapnya.