"Kecewa! Bahkan, saya merasa sangat kecewa tidak bisa sumbang angka di final. Padahal, ini adalah last battle, saya kurang bisa memaksimalkan penampilan," kata Anthony, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Gim ketiga bisa dibilang masing-masing (pemain) berada di setengah court yang enak dan court tidak enak. Cuma saat unggul 12-8, saya kurang bisa menerapkan strategi dengan baik," Anthony, menambahkan.
"Saat menang angin, saya tetap mencoba menyerang. Cuma hari ini saya agak buru-buru dan tidak bisa me-manage tenaganya. Saya akhirnya jadi banyak melakukan kesalahan sendiri," jelasnya.
Lebih lanjut pemain yang menghuni urutan kelima dunia ini mengungkapkan, Lakshya memiliki kemampuan untuk memancing lawan untuk sesegera mungkin mengeksekusi poin. Alhasil, lawan pun kerap terjebak. Keahlian ini yang sangat bertolak belakang dengan Kento Momota dari Jepang atau Zhao Jun Peng (China), dua lawan Anthony di babak perempat final dan semifinal. "Saat unggul di gim ketiga (melawan Momota dan Zhao), saya bisa menjaga permainan dan akhirnya menang. Serangan saya tetap ada," tuturnya.
"Tetapi, lawan Lakshya, saya malah terburu-buru dan tidak bisa menerapkan strategi dengan baik," katanya.
"Setelah saya kalah, semoga teman-teman tetap bersemangat dan semoga bisa menang," demikian Anthony, yang menyudahi perjalanannya di Piala Thomas 2022 dengan catatan empat kekalahan dan dua kemenangan.