"Catatan tersebut menjadi 'lampu kuning' bagi tunggal putra peringkat kelima dunia itu, mengingat tanggung jawabnya yang begitu besar, yaitu berhadapan dengan tunggal putra terbaik di tim lain," surat kabar Kompas, melaporkan pada Sabtu (7/5).
Menjelang Piala Thomas 2020, yang berlangsung di Aarhus, Denmark, pada Oktober 2021, Anthony juga jauh dari performa terbaik. Dari tiga pertandingan dalam kejuaraan sebelumnya, yakni Piala Sudirman, ia hanya menang satu kali. "Pada lima penampilan di Piala Thomas, dua kekalahan dari Thailand di penyisihan grup dan Denmark di semifinal, ditutupi rekan-rekannya," tulis media harian tersebut.
Namun, pebulu tangkis kelahiran, Cimahi, Jawa Barat, tersebut, akhirnya dapat menyumbangkan kemenangan bagi Indonesia atas China, yang sangat berarti di babak final. Kala itu, Anthony membuka partai pertama dengan kemenangan atas Lu Guang Zu melalui rubber game 18-21, 21-14, 21-16.
Dua kemenangan selanjutnya diraih Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan rekan Anthony sesama pemain tunggal, Jonatan Christie.
Kini, Anthony dan kawan-kawan kembali ke gelanggang Piala Thomas, yang pada tahun ini digelar di Bangkok, Thailand. Dengan mengusung misi mempertahankan gelar juara, perjuangan regu putra Indonesia bermula dari fase penyisihan Grup A, yang juga dihuni Korea Selatan, Thailand, dan Singapura. "Anthony, Jonatan, dan Shesar (Hiren Rhustavito), harus tampil konsisten dengan performa level tinggi sejak laga pembuka, jika ingin mengantarkan Indonesia mempertahankan gelar juara Piala Thomas," demikian Kompas.