“Peak performance kami sepertinya di semifinal kemarin. Hari ini selain lawan yang main lebih siap, kami juga banyak terbawa permainan mereka. Kami juga banyak tertekan dan melakukan kesalahan sendiri. Ini menjadi pelajaran bagi kami,” kata Liliyana usai pertandingan di Barclaycard Arena, Birmingham.
Berhadapan dengan ganda Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Tontowi/Liliyana kalah straight game dengan skor 10-21 dan 10-21.
Game pertama, Tontowi/Liliyana langsung tertinggal 1-7. Kerap mendapat tekanan dari lawan, Tontowi/Liliyana pun beberapa kali melakukan kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan. Hal tersebut berlangsung hingga interval pertama, 5-11 untuk Zhang/Zhao.
Tontowi/Liliyana seolah tak mampu keluar dari tekanan lawan. Keduanya tertinggal 18-9, sebelum akhirnya kalah 10-21 di game pertama.
"Di game pertama kami banyak melakukan kesalahan. Terlalu mudah bagi lawan untuk memperoleh poin. Jadi mereka juga seperti di atas angin terus. Mereka hari ini main lebih rapi. Sementara kami terlalu terburu-buru, padahal harusnya kami lebih tenang, karena kami sudah tiga kali juara,” kata Liliyana lagi.
“Saya pribadi main hari ini banyak tertekan, permainan saya tidak keluar secara maksimal, banyak eror sendiri. Kami banyak ambil pelajaran dari pertandingan hari ini, harus evaluasi lagi kedepannya,” tambah Tontowi.
Di game kedua Tontowi/Liliyana pun kerap tertinggal, 3-5, 15-7 dan 17-9. Skor 10-21 akhir memupuskan harapan Tontowi/Liliyana untuk kembali menjadi juara.
Tontowi/Liliyana sendiri memiliki catatan yang baik di Yonex All England Open sebelumnya. Pasangan nomor tiga dunia ini sukses mencetak hattrick usai menang pada tahun 2012, 2013 dan 2014.
“Kami tidak puas dengan hasil ini. Tapi kami sudah berusaha di lapangan. Mereka tampil lebih baik, kami harus mengakui itu. Kami banyak mengambil pelajaran dari game hari ini. Kedepannya banyak yang menjadi target kami,” ungkap Liliyana.