“Dari awal kami main nggak mau anggap remeh, walaupun lawan lebih di bawah, kami tidak mau terpengaruh. Dari awal kami sudah fokus, sudah langsung in di lapangan dan nggak memberi kesempatan mereka untuk berkembang,” kata Liliyana.
Selanjutnyan di perempat final, Tontowi/Liliyana akan berhadapan dengan pasangan tuan rumah, Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Pasangan suami-istri ini sebelumnya telah mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Greysia Polii, 21-12 dan 21-18.
“Rekor pertemuan kami dengan Chris/Gabrielle masih banyak kami yang menang. Tapi kami nggak mau lengah, apalagi mereka tuan rumah. Di All England ini apapun bisa terjadi,” kata Liliyana lagi.
“Tapi kalau kami bisa main maksimal, kami yakin bisa melewati lawan berikutnya,” ujar Tontowi menambahkan.
Dalam empat kali pertemuan, Tontowi/Liliyana sukses menang sebanyak tiga kali dengan straight game. Pertemuan terakhir mereka terjadi tahun lalu, di Yonex French Open 2015. Kala itu Tontowi/Liliyana menang 21-9 dan 21-16 atas Chris/Gabrielle.
Tontowi/Liliyana menjadi salah satu pasangan yang dibebankan target juara pada turnamen ini. Menanggapi kekalahan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, yang juga ditargetkan juara, Tontowi/Liliyana mengaku tak ingin terpengaruh dengan hal tersebut. Keduanya ingin tetap fokus menyelesaikan pertandingan satu per satu.
“Kalau mau bilang beban, namanya manusia pasti ada sedikit perasaan itu. Tapi kami nggak mau memikirkannya. Kami hanya ingin bermain fokus. Pertandingan menuju final masih panjang,” kata Liliyana.
Selain Tontowi/Liliyana, pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto juga sukses melaju ke perempat final. Keduanya mengalahkan pemain Hong Kong, Chan Alan Yun Lung/Tse Ying Suet, 15-21, 21-16 dan 21-15.
sumber : badmintonindonesia.org