Berlaga di Nanchang International Sports Center Gymnasium, Selasa (8/10), Isyana/Rinjani menang mudah 21-3, 21-3 atas pasangan Tereapii Akavi/Te Pa O Te Rangi Tupa dari Kepulauan Cook. Laga ini dijadikan Isyana/Rinjani sebagai pemanasan jelang laga lebih ketat ke depan. "Pertandingan pertama karena poinnya jauh, kami mencoba 'enakin' lagi mainnya. Mencoba pukulan-pukulan dan mempertajam akurasi," tutur Isyana kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Untuk besok kami harus bisa lebih all out, tidak boleh meremehkan dan pertahankan semangatnya," Rinjani, menyatakan.
Selain faktor teknis, faktor non-teknis menjadi perhatian Isyana/Rinjani menghadapi WJC 2024. Salah satunya adalah dengan menjaga kesehatan di kala cuaca Nanchang yang tidak menentu, satu hari bisa panas terik, di hari lain turun hujan dengan angin yang kencang. "Setelah beregu, persiapan kami berbeda terutama dari gimnya. Yang tadinya gim 11 sekarang kembali ke gim 21x3 jadi menyiapkan fisik dan mentalnya lebih ditingkatkan," tutur Isyana.
"Cuaca di sini memang tidak menentu jadi kami sebisa mungkin tidak banyak keluar hotel untuk menjaga kondisi badan agar tetap fit. Selain itu, vitamin dan suplemen dari dokter harus rutin diminum," Rinjani, mengungkapkan.
Sebelum Isyana/Rinjani, Riska/Salsa sudah terlebih dulu memastikan tiket babak 32 besar. Riska/Salsa menghentikan perlawanan unggulan 14 asal Slovenia Anja Blazina/Ariana Korent dengan straight games 21-14, 21-13.
Kesempurnaan ganda putri ditutup Ardita/Titis yang menaklukkan pasangan Polandia Alicja Syrek/Kaja Ziolkowska dengan skor 21-14, 21-8. "Ini baru pertama kali kami bertanding jadi masih belum terlalu tahu kondisi lapangannya. Itu yang membuat awal gim pertama kami belum in. Di gim kedua baru kami sudah cukup memahami dan bisa lebih oke bermainnya," kata Titis.
"Memang arenanya besar sekali jadi kadang kalau memukul bola seperti tidak ada suaranya, itu membuat seperti tidak pas touch-nya. Besok kami harus lebih siap lagi," demikian Ardita.