WJC 2024 - Dexter/Wahyu Melaju, Bismo Tersisih

Dexter Farrell/Wahyu Agung Prasetyo (Humas PP PBSI)
Dexter Farrell/Wahyu Agung Prasetyo (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Nanchang | Ganda putra Indonesia Dexter Farrell/Wahyu Agung Prasetyo melanjutkan perjalanan ke perempat final BWF World Junior Championships (WJC) 2024. Dexter/Wahyu lolos setelah berhasil menuntaskan perlawanan pasangan Inggris Benjamin Horseman/Lee Jia Bin dua gim langsung 21-12, 21-15.

Dalam laga yang berlangsung di Nanchang International Sports Center Gymnasium pada Kamis (10/10), Dexter/Wahyu hanya memerlukan waktu 26 menit untuk memenangkan pertandingan. "Kami bisa menampilkan permainan yang baik hari ini dan kami bersyukur," kata Dexter kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

"Kami konsisten bermain no lob yang rapat dan bisa memanfaatkan arah angin, jadi kami bisa mengambil keuntungan dari hal itu," timpal Tyo, sapaan akrab Wahyu Agung Prasetyo.

Mencapai babak delapan besar merupakan kemajuan yang cukup pesat dari Dexter/Wahyu, karena tahun lalu di ajang yang sama mereka hanya sampai di babak 64 besar.  "Kami senang bisa melampaui pencapaian kami tahun lalu tapi kami belum puas, besok tidak boleh kehilangan fokus," kata Dexter.

Di babak perempat final, Dexter/Wahyu sudah ditunggu unggulan pertama Kang Khai Xing/Aaron Tai asal Malaysia. Rekor pertemuan sementara adalah 0-1 untuk Kang/Aaron yang terjadi di babak 16 besar Kejuaraan Asia Junior 2024, saat itu Dexter/Wahyu kalah 21-17, 15-21, 15-21. "Besok kami akan nothing to lose saja, berusaha menampilkan yang terbaik di perempat final," ungkap Tyo.

"Di pertemuan sebelumnya kami kalah dengan mereka, saat itu kami kurang dari sisi ketahanannya. Besok kami akan mencoba lebih tahan dan habis-habisan di lapangan," lanjut Tyo.

Kemenangan Dexter/Wahyu sayangnya tidak diikuti Bismo Raya Oktora. Wakil tunggal putra itu dikalahkan Chiang Tzu Chieh asal Taiwan yang menempati unggulan delapan lewat pertarungan rubber game 21-17, 9-21, 13-21. "Gim pertama saya tampil percaya diri dan bisa memegang kendali pertandingan," kata Bismo.

"Tapi di gim kedua saya tidak bisa mengimbangi permainan depan jadi bolanya banyak out dan menyangkut di net. Kepercayaan diri saya menurun dan jadi sedikit tertekan hingga gim ketiga, terbawa dari gim kedua tersebut," jelasnya.

Bismo mengaku WJC terakhirnya ini membawa pelajaran penting untuk perjalanan karirnya ke depan. "Dari sini saya belajar untuk melatih pola pikir saya agar tidak berubah-ubah di lapangan, harus lebih konsentrasi," demikian Bismo.