Ahsan/Rian tampil anti klimaks, mereka tak dapat mengeluarkan permainan terbaik mereka dan takluk dari unggulan kedelapan tersebut dengan skor 10-21 dan 17-21.
Sejak game pertama, Ahsan/Rian bermain di bawah tekanan. Bola-bola depan yang menjadi kunci permainan ganda, tak dapat diungguli Ahsan/Rian, pergerakan Ahsan di depan net pun sudah dijaga oleh Zhang/Liu, sehingga ia tak dapat mengontrol permainan.
Memasuki game kedua, Ahsan/Rian mengubah taktik permainan menjadi lebih menyerang. Hasilnya, mereka sempat bisa memegang kendali dan unggul 9-6 atas Liu/Zhang. Namun, Ahsan/Rian gagal mempertahankan momentum tersebut. Mereka kembali bermain defensif sehingga Liu/Zhang kembali memegang kendali permainan. Saat interval, Liu/Zhang unggul 11-9.
Laga berjalan sengit setelah interval game kedua. Ahsan/Rian bermail lebih agresif, namun Liu/Zhang juga tak mengendurkan serangan. Hingga akhirnya game kedua kembali dimenangi Liu/Zhang sekaligus memastikan gelar Juara Dunia untuk mereka.
“Kami tetap mengucap syukur sudah bisa sejauh ini. Kami sudah berusaha maksimal tetapi kami under performed, kami sudah usaha sekuat tenaga, tetapi inilah hasilnya,” kata Ahsan seperti dilansir website PBSI.
“Lawan bermain bagus hari ini, sedangkan kami belum maksimal dan tak bisa keluar dari tekanan. Kami belum bisa memberikan yang terbaik,” tambah Rian.
(Foto: Twitter @INABadminton)
Akan tetapi disebutkan Ahsan, raihan perak kejuaraan dunia menjadi modal untuk melangkah lebih jauh di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
“Ini adalah pengalaman yang luar biasa buat kami, patut disyukuri. Kami akan bekerja lebih keras lagi untuk hasil yang lebih baik,” ucap Ahsan.
“Sekarang sudah dapet percaya dirinya, kami harus lebih fokus dan bersiap untuk pertandingan selanjutnya,” tutur Rian.