Ahsan/Rian mengandaskan unggulan keempat tersebut dalam dua game langsung 21-12 dan 21-15. Kemenangan ini sekaligus membalas kekalahan di pertemuan sebelumnya tepatnya di babak pertama China Open 2016. Kala itu, Ahsan/Rian dipaksa menyerah dengan skor akhir 18-21 dan 12-21.
“Kami bersyukur kepada Allah SWT bisa melaju sejauh ini, senang dan bangga bisa ke final, ini tidak mudah. Kami memulai dari bawah, berkat kerja keras kami, pelatih dan tim, kami bisa,” ujar Ahsan seperti dilansir website PBSI.
“Kami berusaha main di pola kami, tidak mau terbawa permainan cepat dan keras yang disukai pasangan Jepang ini,” kata Rian.
“Kami juga memberi pressure kepada Kamura/Sonoda sehingga mereka tidak dapat mengembangkan permainan mereka,” tambah Ahsan.
Ini adalah final ketiga Ahsan di ajang Kejuaraan Dunia. Bersama Hendra Setiawan, Ahsan mampu merengkuh gelar juara dunia di Guangzhou tahun 2013 dan di Jakarta tahun 2015. Kali ini ia dipasangkan dengan pemain yang lebih muda, dan Ahsan mampu membawa Rian ke final dan perjuangan mereka tinggal selangkah lagi.
Bersama Rian, Ahsan bertukar peran. Ia menjadi play maker dan lebih banyak mengontrol permainan di depan net. Sementara Rian sebagai finisher atau tukang gebuk di belakang.
“Awalnya kami sama-sama pemain belakang, tetapi sekarang saya kan yang lebih tua, jadi lebih mengontrol di depan. Rian lebih muda dari saya, jadi dia yang lebih banyak mengeluarkan tenaga,” ungkap Ahsan.
Di partai final Ahsan/Rian akan bertemu ganda Tiongkok, Liu Cheng/Zhang Nan. Tercatat ini merupakan pertemuan perdana bagi kedua pasangan.