(World Championships 2018) Wakil Tunggal Indonesia Belum Berhasil Lolos

Anthony Sinisuka Ginting (Foto: PBSI)
Anthony Sinisuka Ginting (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by KEM

Di babak kedua World Championships 2018 empat wakil tunggal Indonesia harus terhenti. Dua tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Tommy Sugiarto, tak dapat mengatasi lawan-lawan mereka hari ini. Begitu pun dengan dua wakil tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani.

Tommy harus mengakui keunggulan Hans Kristian Solberg Vittinghus (Denmark), dalam dua game langsung, 14-21, 15-21. Sedangkan Anthony ditaklukkan Kanta Tsuneyama (Jepang), juga dengan permainan straight game, 17-21, 13-21.

"Di game pertama saya sudah bermain dengan inisiatif menyerang lebih dulu, tetapi pertahanan dia bagus dan tidak mudah ditembus. Di awal game kedua, saya masih berusaha untuk bermain dengan tempo cepat, tapi dia kembali memperlambat permainan, memang dia tidak suka tempo main cepat," kata Anthony setelah pertandingan.

"Saya banyak melakukan kesalahan sendiri di game kedua. Ini memang sering terjadi pada saya, menurut saya ini karena cara mainnya. Saya sudah memberi penempatan bola yang sulit dan membuat lawan berlari, tapi pengembalian saya banyak yang tidak akurat. Sering 'mati sendiri' malah jadi banyak ragu-ragu. Mau angkat bola kalau tidak out, jadinya tanggung," tambahnya.

Sementara itu di sektor tunggal putri, Gregoria tak kuasa menahan laju Chen Yufei yang merupakan wakil tuan rumah. Gregoria dikalahkan Chen dalam dua game langsung, 17-21, 20-22. Fitriani juga harus angkat koper lebih awal usai takluk dari unggulan ketiga asal India, P.V Sindhu, dengan skor 14-21, 9-21.

Indonesia punya delapan wakil di babak 16 besar. Mereka adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja serta Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Sumber: PBSI